KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pebayuran,
30 Maret 2017
Dokumen
Teman
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
.............................................................................. 1
DAFTAR
ISI
............................................................................................. 2
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.................................................................................. 3
B.
Rumusan Masalah
............................................................................ 3
C. Tujuan Pembuatan
........................................................................... 3
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang berdirinya kerajaan Kalingga .............................. 4
B. Perkembangan Kerajaan Kalingga
................................................ 5
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
....................................................................................
9
b.
Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
............................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kerajaan
Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha. Pusat pemerintahan diperkirakan di
wilayah Kabupaten Jepara saat ini. Dalam
berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Di sana dijelaskan bahwa pada abad ke
7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan
tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air
asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu
perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Kerajaan
Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang
dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang
dikenal sebagai Mandi minyak, kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh.
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan
Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka
dari sebuah dinasti atau wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan
Mataram Kuno (Hindu). Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya
dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja
Sanjaya juga menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau
Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran .
B.
Rumusan Masalah
a. Apa latar belakang terbentuknya Kerjaan
Kalingga?
b.
Dimanakah letak kerajaan Kalingga?
c. Bagaimanakah pemerintahan dan kehidupan
masyarakat di kerajaan Kalingga?
d. Kapan
masa kejayaan Kerajaan Kalingga?
e. Apa
yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Kalingga?
C.
Tujuan Pembuatan
Untuk
memaparkan secara sistematis tentang Kronologi Kerajaan Kalingga atau Holing di
Indonesia. Memenuhi nilai mata pelajaran Sejarah Indonesia dan menjelaskan
tentang Kerajaan Kalingga.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang berdirinya kerajaan Kalingga
Sumber
sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari
sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan
yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat
mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh.
a)
Kisah lokal
Terdapat
kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris
yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa
pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik
rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia
menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang
mencuri.
Pada
suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran
rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya
ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada
sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang
bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra
mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman
mati kepada putranya, dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan
putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan
miliknya, para menteri mohon pengampunan lagi, akhirnya ratu memerintahkan agar
jari-jari kaki putra mahkota itu yang dipotong, sebagai peringatan bagi
penduduk seluruh kerajaan. Mendengar itu raja Ta-shih takut dan mengurungkan
niatnya untuk menyerang kerajaan Ratu Shima
b)
Carita Parahyangan
Berdasarkan
naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima,
Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak,
yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki
cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh,
yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya
yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah
Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan
menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan
kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan
di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan
Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara
puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra
yaitu Rakai Panangkaran.
c)
Berita Cina
Berita
keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman
Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.
Catatan
dari zaman Dinasti Tang
Cerita
Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M) memberikan tentang keterangan
Ho-ling sebagai berikut:
a. Ho-ling atau disebut Jawa terletak di
Lautan Selatan. Di sebelah timurnya terletak Pulau Bali dan di sebelah barat
terletak Pulau Sumatera.
b. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok
yang terbuat dari tonggak kayu.
c. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat,
beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
d. Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai
membuat minuman keras dari bunga kelapa
e. Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu,
emas, perak, cula badak dan gading gajah.
f. Catatan dari berita Cina ini juga
menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Sima
(Simo). Ia adalah seorang ratuyang sangat adil dan bijaksana. Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.
B.
Perkembangan Kerajaan Kalingga
a.
Kondisi Sosial
Kehidupan
sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena
sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping sangat adil dan
bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan
mentaati segala keputusan Ratu Sima. Ratu sima tidak pernah memihak dalam
sosialnya ia hanya membina dan sebagai penguasa kerajaan. Karena sifat Ratu
Sima yang sangat keras ia langsung membanggun lembaga masyarakat yang sudah
jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Sima mendirikan lembaga masyarakat untuk
membantu dirinnya dalam mengatasi rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah
memberlakukan sistem perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun
perundang-undang yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat. Hadirnya
sistem perundang-undangan tersebut berjalan dengan baik
b. Bidang
Ekonomi
Kehidupan
perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan
Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan
perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka
mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur. Kegiatan ekonomi masyarakat
lainnya diantaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula
badak dan gading. Di Holing ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat
garam. Hidup rakyat Holing tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan.
Berkat kondisi itu rakyat Ho-ling sangat memperhatikan pendidikan. Buktinya
rakyat Ho-ling sudah mengenal tulisan, selain tulisan masyarakat Ho-ling juga
telah mengenal Ilmu perbintangan dan dimanfaatkan dalam bercocok tanam. Rakyat
dari kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta
mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan
dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok
tanam.
Kegiatan
ekonomi Kalingga adalah perdagangan dan pelayaran karena letak kerajaan di
semenanjung melayu. Jadi perdagangan sangat lah lancar dan terkendali,
perdagangannya amat maju dan pelayaran disana sebagai alat transportasi yang
mudah juga cepat. Hal ini yang mendukung perkembangan ekonomi di kerjaan
Holing. Transportasi dan pemerintahan yang bagus itu menggaibatkan terjadinya
hubungan perdagangan antar negara lain. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan
kerajaan holing sangat amat berkembang dengan pesat.
c.
Budaya
Mayoritas
masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan kebudayaanya banyak di
pengaruhi oleh budaya india. Selain agamanya yang lekat dan kental banyak
tercampur dan terpengaruh dengan adat istiadat kebudayaan orang india hal ini
juga berpengaruh pada Ratu Sima karena menerima dengan baik kebudayaan india
masuk di kerajaan Holing.
d. Politik
Berdasarkan
berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri
yang bernama Ratu Sima. Pemerintahannya berlangsung dari sekitar tahun 674
masehi. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Kepada
setiap pelanggar, selalu diberikan sangsi tegas. Rakyat tunduk dan taat
terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau
pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya. Diceritakan,
mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan
menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu
pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri.
e.
Peninggalan Sejarah
1. Candi Angin
Candi
Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.
2. Candi Bubrah
Candi
Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.
3. Prasasti Tukmas
Prasasti
Tukmas ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi. Prasasti
bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sansekerta.. Prasasti menyebutkan
tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air
tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
4. Prasasti Sojomerto
Prasasti
Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Raban, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu dan berasal dari
sekitar abad ke-7M. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat
keluarga dari tokoh utamanya.
5. Prasasti Upit
C.
Penyebab runtuhnya kerajaan Kalingga
Ratu
Shima meninggal sekitar tahun 732 (abad ke-7) dan digantikan oleh keturunannya.
Mulai dari sini, telah nampak runtuhnya Kerajaan Kalingga secara perlahan.
Di
sisi lain, Kerajaan Sriwijaya mulai muncul dan kuat baik dalam hubungannya
dengan kerajaan luar maupun militer. Kerajaan Sriwijaya menghendaki untuk
melakukan penyerangan terhadap bumi Jawa. Dari serangan tersebut, Kerajaan
Kalingga dapat dikalahkan dan di taklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya
BAB III
PENUTUP
c.
Kesimpulan
Dalam
berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di
Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan
tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air
asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu
perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Kronik
Dinasti Tang memberitakan bahwa daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit
penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk membuat
benteng-benteng dari kayu dan rumah mereka beratap daun kelapa. Mereka sudah
pandai membuat minuman dari air bunga kelapa (mungkin tuak). Bila makan mereka
tidak menggunakan sendok atau sumpit, melainkan menggunakan tangan. Ada sebuah
gua yang selalu mengeluarkan air garam yang disebut sebagai bledug. Penduduk
menghasilkan garam dengan memanfaatkan sumber air garam yang disebut sebagai
bledug tersebut.
Keberadaan
kerajaan Kalingga tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan Ratu Shima, yang
memerintah sekitar tahun 674 M. Dalam memerintah Ratu Sima digambarkan sebagai
pemimpin yang “keras” demi menjalankan hukum kerajaan. Kerajaannya dikelilingi
oleh pagar kayu. Tempat tinggal raja berupa rumah tingkat yang beratap, tempat
duduk raja berupa paterana gading. Dan salah satu hukum dalam pemerintahan Ratu
Shima adalah apabila ada yang mencuru, maka tangannya harus dipotong.
d. Saran
Dalam
pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi
maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf apabila pembaca tidak merasa
puas dengan hasil yang kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk
memperbaiki makalah ini agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah
Kerajaan Kalingga
http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/09/kerajaan-kalingga.html
Makalah
Kerajaan Kalingga
http://wayanknet.blogspot.co.id/2015/01/makalah-kerajaan-kalingga.html
Kerajaan
Kalingga https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kalingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar