Senin, 30 September 2019

Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang Merah Dan Bawang Putih

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

Dongeng Jaka Tarub dan 7 Bidadari

Jaka Tarub dan 7 Bidadari


Pada jaman dahulu di sebuah desa yang ada di pulau jawa, hiduplah seorang pemuda yang gagah dan tangkas. Dia adalah Jaka Tarub dan orang – orang memanggilnya dengan sebutan Jaka. Dia sangat suka berburu mencari hewan di hutan. Karena hobinya itu, Jaka selalu masuk ke dalam hutan yang lebat untuk menemukan hewan buruannya.

Pada suatu hari, Jaka hendak pergi berburu. Lalu pergilah dia menuju hutan yang lebat. Dia telusuri semua isi hutan itu untuk mencari hewan yang bisa menjadi buruannya. Berjam – jam sudah ia telah mencari, tetapi tak seekor binatang pun dia temukan. Akhirnya Jaka Tarub memutuskan untuk masuk lebih dalam lagi ke dalam hutan.

Sesampainya di tengah – tengah hutan yang lebat, Jaka Tarub pun tetap tidak menemukan hewan yang dicarinya. Akhirnya dia pun lelah dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di dekat batu besar. Ketika dia tengah menyadarkan tubuhnya, dia mendengar suara - suara wanita yang tengah asyik bercengkerama di balik batu itu.

“Siapakah mereka itu ? apakah mungkin para gadis desa ? tetapi sepertinya itu mustahil karena tempat ini sangat jauh dari desa,” pikir Jaka Tarub kebingungan.

Karena merasa penasaran, Jaka Tarub lalu mengintip dari balik batu besar itu, dan alangkah terkejutnya Jaka Tarub, karena yang dia lihat adalah wanita – wanita cantik yang tengah bermain air di telaga itu. “Pasti mereka adalah bidadari – bidadari dari khayangan,” pikir Jaka Tarub.

Dia pun tertegun akan keindahan bidadari – bidadari itu, hingga matanya tertuju pada tumpukan selendang yang ada di atas batu tak jauh dari tempatnya berada. Kemudian timbullah niat untuk memiliki selendang itu dari dalam dirinya. Dia lalu merangkak dan mengendap – endap menuju tempat itu. Sesampainya di sana, dia mengambil salah satu selendang dan bersembunyi.

Setelah selesai membersihkan diri mereka, bidadari – bidadari itu satu persatu mengambil selendang miliknya dan bersiap untuk terbang. Namun, salah seorang diantara mereka tidak menemukan selendangnya dan dia pun tidak bisa terbang ke kayangan kembali. Karena waktu mereka telah hampir habis, dia ditinggal oleh teman – temannya sendiri di telaga itu. Bidadari itu merasa sedih dan menangis. Jaka Tarub yang sedang bersembuyi, lalu keluar dari tempat persembunyianya dan menghampiri wanita itu.

“Kenapa kau bersedih ?” Tanya Jaka Tarub

“Aku tidak bisa menemukan selendang milik ku. Akibatnya aku tidak bisa embali pulang ke rumah,” jawab bidadari itu sambil terisak.

“Aku adalah Jaka Tarub, siapa nama dirimu,” tanya Jaka Tarub.

“Aku Nawang Wulan,” jawab bidadari itu.

“Sudahlah mari ikut bersamaku karena hari sebentar lagi menjadi gelap,” bujuk Jaka Tarub.

Akhirnya bidadari itu pulang bersama Jaka Tarub. Semua orang yang ada di desa itu takjub dengan kecantikan wanita itu, tetapi tidak ada satu pun diantara mereka yang mengetahui asal – usul dirinya. Hari berganti hari, Jaka Tarub dan Nawang Wulan pun saling jatuh cinta, mereka pun akhirnya menikah.

Mereka berdua telah menjadi suami istri yang sangat bahagia. Setelah beberapa lama menikah, mereka kembali dilimpahkan kebahagiaan yang sangat besar karena mereka telah dikaruniai oleh seorang putri yang sangat cantik yang diberi nama Nawangsih. Kini mereka telah menjadi sebuah keluarga yang utuh dan bahagia. Jaka Tarub pun semakin giat dalam bekerja untuk menghidupi keluarganya itu.

Namun, pada suatu hari Nawang Wulan menuju gudang untuk mengambil persediaan beras. Ketika dia mengangkat tumpukan jerami yang ada di sana, Nawang Wulan sangat terkejut karena dia menemukan selendang miliknya yang telah hilang waktu itu. Kemudian dia menyadari bahwa selama ini suaminyalah yang telah mencuri dan menyembunyikan selendang itu.

Nawang Wulan pun marah dan pergi menemui suaminya untuk menanyai kebenaran itu. Setelah dipaksa Jaka Tarub akhirnya mengakui perbuatannya. Nawang Wulan yang terlanjur marah pun memakai selendang itu dan hendak kembali ke kayangan. Jaka Tarub mencoba untuk mencegahnya, tetapi tidak berhasil, dan akhirnya Nawang Wulan kembali ke kayangan.

Setelah kepergian istrinya, Jaka Tarub mengurusi seluruh keperluan anaknya, Nawangsih. Anaknya yang masih kecil itu terus menerus menanyai keberadaan ibunya, tetapi Jaka Tarub tidak bisa menjawabnya. Nawangsih terus menerus menangis hingga ia akhirnya jatuh sakit.

Jaka Tarub merasa sedih dengan kondisi anaknya itu. Dia pun berusaha untuk mengobati anaknya dengan membawa ke tabib – tabib yang ada di desa itu, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil menyembuhkannya. Bahkan sakit Nawangsih bertambah parah. Jaka Tarub semakin sedih melihat kondisi putrinya . Dia tidak tahu harus kemana lagi membawanya.

Kemudian di tengah keputus asaan, dia membawa Nawangsih ke tempat yang tinggi. Di sana dia memanggil – manggil nama istrinya.“Nawang Wulan, kembalilah kepada kami. Lihat anak kita saat ini sedang sakit parah,” teriak Jaka Tarub.

Nawang Wulan yang melihat mereka dari atas kayangan bersedih melihat keadaan putrinya itu, lalu dia memutuskan untuk kembali turun ke bumi. Namun, ketika dia hendak turun, salah seorang bidadari mencegahnya.

“Jika kau kembali ke bumi, maka kau akan berubah seutuhnya menjadi manusia biasa,” kata bidadari itu. “Kalau itu demi kesembuhan putriku aku ikhlas menerimanya,” jawab Nawang Wulan.

Kemudian dia kembali turun ke bumi dan menemui keluarganya. Sejak saat itu, Nawangsih berangsur – angsur sembuh. Mereka pun akhirnya kembali menjadi sebuah keluarga yang utuh dan bahagia selamanya.




Dongeng Jaka Tingkir

Jaka Tingkir

Jaka Tingkir Keris Kyai Setan Kober – merupakan sebuah pusaka Jaka Tingkir yang berwujud keris yang diciptakan oleh empu jawa asal dari jawa barat. Keris yang terkenal sakti ini adalah warisan pusaka dari Sunan Kudus untuk Jaka Tingkir. Pusakan tersebut belum pernah terkalahkan dan belum pernah tertandingi oleh siapapun semenjak di pegang oleh jaka tingkir. keris yang ditujukan untuk dipunyai oleh seseorang pemimpin daerah juga sebagai fasilitas tolak bala, serta mengamankan wilayahnya dari ada masalah mahluk halus maupun serangan gaib.

Keris kyai setan kober yang berwatak keras, berhawa panas serta angker menakutkan, bikin merinding siapa saja yang melihatnya. Masalah kegagalan Arya Penangsang itu juga bikin Sunan Kudus jadi cemas serta kuatir. Bagaimanakah bila Jaka Tingkir datang untuk menuntut balas? Siapa yang dapat hadapi? Sunan Kudus tidak mengerti begitu tinggi pengetahuan kanuragan yang dipunyai Adipati Adiwijaya itu hingga keris Kyai Setan Kober juga tak dapat melukai badannya sedikitpun. Arya Penangsang menekan Sunan Kudus supaya di beri ijin untuk mengadakan penyerangan ke Kadipaten Pajang, lantaran telah kepalang basah. Dari pada terserang duluan oleh Pajang, tambah baik menyerang duluan.

Tetapi Sunan Kudus menghalanginya. Sunan Kudus masih tetap mempunyai satu langkah lagi, masih tetap ada satu siasat untuk memancing Adipati Adiwijaya keluar untuk dimusnahkan semua pengetahuan kanuragan yang dipunyainya, supaya makin gampang membunuhnya. Siasat dikerjakan. Sunan Kudus dengan didampingi Sunan Bonang, mengundang Jaka Tingkir untuk dipertemukan dengan Arya Penangsang untuk usaha perdamaian. Tempat serta waktunya telah mereka atur. Sunan Kudus telah mempersiapkan 2 tempat duduk dari batu. Sunan Kudus mewanti-wanti agar Arya Penangsang tak duduk di batu di samping kanannya, lantaran batu itu batu keramat, berniat di ambil dari suatu candi serta bakal melunturkan kesaktian siapa saja yang duduk di atasnya. Batu itu disiapkan untuk Jaka Tingkir agar seluruhnya pengetahuan kesaktiannya luntur.

Namun ketika datang ke tempat pertemuan itu, Jaka Tingkir sudah tahu melalui rasa batinnya bahwa batu yang bakal didudukinya memiliki kandungan satu daya gaib negatif yang kuat. Sekalipun kegaiban batu itu masih tetap belum cukup kuat untuk punya pengaruh kepadanya, namun ia tidak ingin demikian saja termakan kelicikan mereka. Jaka Tingkir menampik untuk duduk sekalipun berulang-kali dipersilakan duduk, hingga Arya Penangsang juga menghinanya lantaran dikira takut duduk di batu itu. ” Silahkan saja anda yang duduk disitu bila berani! “, demikian kata Jaka Tingkir pada Arya Penangsang. Lantaran malu hati termakan oleh omongannya sendiri, pada akhirnya dengan menutup-nutupi kekhawatirannya, Arya Penangsang geser duduk di batu itu. Sebentar duduk di batu itu merasa oleh Arya Penangsang bahwa ada daya dingin yang mengalir masuk ke badannya serta merasa kekuatannya melemah, terhisap hilang ke batu itu.

Kegaiban batu itu sudah bekerja kepadanya. Beberapa Sunan juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi lantaran terlanjur telah berlangsung. Jaka Tingkir datang penuhi undangan itu dengan membawa keris Kyai Setan Kober sitaannya. Dihadapan Arya Penangsang serta Sunan Bonang, Jaka Tingkir menyerahkan keris itu pada Sunan Kudus, juga sebagai bukti perbuatan jahat Arya Penangsang kepadanya. Lalu sembari mengatakan banyak saran, Sunan Kudus menyerahkan keris itu kembali pada Arya Penangsang. Namun Arya Penangsang yaitu seseorang yang tinggi hati. Telah terlanjur malu, ia tidak ingin demikian saja terima dianya dipersalahkan. Sembari menghunus Setan Kober kerisnya ia menantang perang pada Jaka Tingkir. ” Perselisihan mesti dikerjakan dengan cara laki-laki! “, demikian tuturnya. ” Bila saya sendiri yang menusukkan keris ini ke badanmu, belum pasti anda masih tetap bakal dapat sombong “. Dengan cara refleks Jaka Tingkir juga mencabut kerisnya, berdiri siap bertarung dengan kerisnya di tangan kanannya.

Namun Sunan Kudus serta Sunan Bonang cepat-cepat melerai mereka serta memerintahkan Arya Penangsang menyarungkan kembali kerisnya. Pada akhirnya mereka semasing pulang dengan tak ada perdamaian diantara mereka. Untunglah ketika itu Arya Penangsang ingin menyarungkan kerisnya. Bila tak, pastilah telah tamat riwayatnya. Kesaktian Jaka Tingkir masih tetap terlampau tinggi. Kesiuran pancaran udara daya kesaktiannya merasa sekali saat ia refleks mencabut kerisnya serta siap bertarung dengan keris di tangan kanannya. Bila hingga berlangsung pertarungan, seluruhnya yang ada disitu tak ada yang dapat menahannya. Terlebih nyatanya keris yang ada di tangan Jaka Tingkir yaitu Kyai Sengkelat, keris yang tambah lebih sakti dibanding Kyai Setan Kober serta seluruhnya pusaka yang ada di Demak waktu itu. Berbarengan keris Kyai Sengkelat di tangan Jaka Tingkir, yang tak tahu darimana didapatkannya, sudah jadikan Jaka Tingkir seseorang yang tentukan tanding.

Kombinasi wahyu keris yang sudah menyatu dengan pribadi Jaka Tingkir sudah jadikan efektivitas wahyu keilmuan serta wahyu spiritual yang sudah ada pada dianya berlipat ganda ganda pengaruhnya. Jaka Tingkir dipenuhi dengan ilham untuk memperdalam, juga untuk membuat ilmu-ilmu baru. Ditambah lagi ia juga mewarisi ilmu-ilmu tua masa Singasari serta Majapahit. Saat sudah masak usianya Jaka Tingkir jadi salah seseorang manusia sakti yang susah sekali di cari tandingannya. Keris Kyai Sengkelat sudah temukan pasangannya, seseorang manusia berpribadi ksatria serta berbudi pekerti tinggi yang searah dengan pribadi wahyu keris itu, yang juga mempunyai wahyu raja didalam dianya, sesuai sama perkenan Dewa. Sesudah peristiwa itu Sunan Kudus memerintahkan Arya Penangsang untuk bertapa serta berpuasa 40 hari untuk memulihkan kembali kesaktiannya serta untuk ditambahkan dengan ilmu-ilmu baru yang lebih tinggi lagi.




Dongeng Malin Kundang


Dongeng
Malin Kundang

Dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Malin Kundang. Malin Kundang tinggal bersama ibunya, bapaknya sudah lama merantau dan belum kembali pulang.Pada suatu hari Malin Kundang ingin sekali merantau, karena ia melihat seseorang yg telah kembali merantau menjadi orang kaya.Teringat dengan masalah ekonomi yg diderita Malin Kundang dan ibunya, Malin Kundang ingin merubah kehidupan dirinya dan ibunya. Diapun meminta izin pada ibunya,
" Ibu , bolehkah saya merantau ? "
tanya Malin Kundang
"Malin, cukup sudah ibu kehilangan bapakmu nak, sekarang ibu tidak mau kehilang kamu lagi nak "jawab sang ibu
"Tetapi bu, aku ingin merubak kehidupan kita bu, dan siapa tahu aku betemu bapak ketika aku merantau "kata Malin Kundang
"Yasudah, bila tekad mu sudah kuat, ibu akan mengizinkan mu merantau, asal kamu tidak boleh melupakan ibu " kata sang ibu
"Trimakasih bu, aku janji tidak akan melupakan ibu, dan aku akan mengubah kehidupan kita bu, aku Janji !"kata Malin Kundang bertrimahkasih.
Pagi hari Malin Kundang bersiap siap untuk berangkat merantau.
" Ibu aku pamit bu... " pamit Malin Kundang
" Nak.. hati hati nak, ibu akan selalu mendoakan mu nak, doa ibu bersama mu nak. Jangan lupakan ibumu ini nak "pesan sang ibu
Kapal Malin Kundang pun berangkat.Dengan hati sedih sang ibu melepas kepergian anaknya.
Diperantauan Malin Kundang bertemu dengan saudagar kaya. Malin Kundang jatuh cinta dengan anak gadis saudagar kaya tersebut. Akhirnya Malin Kundang pun menikahi gadis tersebut.Lama kelamaan ia lupa pada ibunya.Suatu hari Malin Kundang ditugaskan berdagang di kampung halamannya.Dia pun berangkat bersama istrinya.Kedatangan Malin Kundang dilihat oleh teman Malin Kundang dahulu sebelum merantau, taman Malin Kundang tersebut memberi tahu kepada ibu Malin Kundang bahwa malin Kundang sudah pulang dan bersama istrinya.
Ibunya mendatangi Malin Kundang.
" Oh anakku akhirnya kau kembali dan membawakan ibu seorang menantu"kata sang ibu
" Siapa kamu, aku tidak mengenalimu ?"kata Malin Kundang
" Aku ini ibumu nak, kau tak ingat. Ibu yg telah melahirkanmu."jawab sang ibu
" Ibuku sudah meninggal, jadi aku tidak mempunyai ibu !"tukas Malin Kundang
"Siapa ini Malin ?Apakah ini ibumu ?" tanya istri Malin Kundang
" Bukan siapa siapa.Ini orang gila yg mengaku ngaku sebagai ibuku!" jelas Malin pada istrinya
Malin Kundang dan istrinya pun meninggalkan sang ibu.
Sang ibu pun berdoa.
"Ya tuhan, anakku telah durhaka pada ku kutuklah dia menjadi batu !'
Dan akhirnya Malin Kundang dan istrinya dikutuk menjadi batu.


Dongeng Keong Mas

Dongeng Keong Mas

Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.

Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra kirana diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak. Sinenek bertanya-tanya siapa yang memgirim masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura kelaut ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik langsung memasak, kemudian nenek menegurnya ” siapa gerangan kamu putri yang cantik ? ” Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku ” kata keong emas, kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun melihatnya.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.

Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri kehutan, kemudian ia terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang baik hati itu keistana dan mereka hidup bahagia.

(SELESAI)








Dongeng Pangeran Katak


DONGENG Pangeran Katak

Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain lempar bola adalah mainan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga akhirnya lenyap di telaga yang dalam, sampai dasar telaga itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih menangis, terdengar suara seseorang berbicara padanya,”Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan tuan Putri sangat membuat saya terharu… Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar dengan muka yang jelek di permukaan air. “Oh… apakah engkau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga”. “Berhentilah menangis”, kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola emasmu, tapi apakah yang akan kau berikan padaku nanti?”, lanjut sang katak.
“Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan berikan mahkota emas yang aku pakai ini”, kata sang putri. Sang katak menjawab, “aku tidak mau perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman pasanganku dan mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur. Jika kau berjanji memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola emasmu kembali”, kata sang katak. “Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola emasku kembali.” Sang putri berpikir, bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup di darat dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama katak lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap bola emasnya dan kemudian berlari pulang. “Tunggu… tunggu,” kata sang katak. “Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu”. Tapi percuma saja sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Sang katak merasa sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan harinya, ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri… bukakan pintu untukku”. Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan bertanya pada putrinya,”Apa yang engkau takutkan putriku? Apakah ada raksasa yang akan membawamu pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia inginkan dari?” tanya sang raja pada putrinya.
Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin. “Aku tidak pernah berpikir ia akan datang ke istana ini..”, kata sang Putri. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi. “Putri…, putri, bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang katak segera masuk dang mengikuti sang putri sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu”, kata sang katak. Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring untuk katak di samping Putri Mary. Sang katak segera menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang. “Wah, benar-benar tidak punya aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak enak,” kata Putri Mary.
Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang katak. Namun, tiba-tiba, ketika hendakmembaringkan diri di tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah. “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup bahagia.


Dongeng Sangkuriang

Dongeng Sangkuriang

Alkisah pada jaman dahulu kala ada sebuah kerajaan di jawa barat yang dipimpin oleh seorang raja. Raja memiliki seorang putri yang sangat cantik yang bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi sangat pandai menenun, setiap hari dia akan menghabiskan waktu dengan menenun kain di sebuah pondok di pinggir hutan. Suatu hari, seperti biasa ketika Dayang sumbi sedang menenun kain, tiba-tiba segulung benang terjatuh dan berguling ke luar pondok. Tanpa sadar Dayang Sumbi berkata:
"Siapa pun yang mau mengambilkan benangku yang terjatuh, jika dia wanita akan kujadikan saudara, jika dia pria akan kujadikan dia suamiku." 

Seekor anjing hitam tiba-tiba muncul di hadapannya dengan membawa gulungan benang miliknya. Dayang sumbi terkejut, namun apa mau dikata, Dayang sumbi telah terlanjur berucap. Maka Dayang sumbi pun bersedia menikahi anjing tersebut. Ternyata anjing tersebut adalah titisan dewa. Begitu Dayang sumbi bersedia menikahinya, dia pun berubah wujud menjadi seorang pria yang sangat tampan. Mereka berdua merahasiakan kejadian ini pada baginda raja. Raja hanya tahu bahwa kemana pun Dayang sumbi pergi akan ditemani oleh seekor anjing hitam yang dipanggil Tumang.

Hingga suatu hari Dayang sumbi mengandung. Hal ini membuat istana geger dan membuat raja murka. Beliau murka karena Dayang sumbi hamil tanpa menikah. Karena sangat marah, raja lalu mengusir Dayang sumbi keluar dari istana. Maka Dayang sumbi dan si Tumang pun pergi dari istana dan tinggal di sebuah pondok di tepi hutan. Beberapa bulan kemudian Dayang Sumbi melahirkan seorang putra yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang pandai. Setiap hari Sangkuriang pergi berburu Rusa atau burung dan menangkap ikan di sungai bersama Tumang.

Suatu ketika saat berburu, Sangkuriang melihat seekor kijang emas. Dia menyuruh Tumang mengejarnya. Anehnya Tumang yang biasanya menurut, kali ini tidak mau bergerak dari tempatnya meski Sangkuriang mengancamnya. Tak sengaja anak panah yang dipakai untuk mengancam Tumang terlepas dari busurnya dan mengenai Tumang hingga anjing itu tewas. Ketika sampai di pondok, Dayang sumbi yang sedang menanak nasi menanyakan keberadaan Tumang.
"Saya membunuhnya bu," kata Sangkuriang. Dayang sumbi sangat terkejut dan marah sehingga memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang sedang dipegangnya hingga berdarah. Sangkuriang berulang kali memohon ampun, namun Dayang sumbi malah mengusirnya. Sangkuriang pun pergi meninggalkan Dayang sumbi. Setelah sekian lama berjalan, Sangkuriang tak bisa lagi menahan rasa sakit di kepalanya, maka ia pun jatuh pingsan. Seorang pertapa menemukan Sangkuriang dan membawanya ke pertapaan. Dia merawat Sangkuriang sampai lukanya sembuh dan megajarinya ilmu bela diri dan kesaktian. Karena ketekunannya Sangkuriang berhasil menjadi seorang yang sakti dan bisa memanggil serta memerintah jin dan dedemit. Sayang, sangkuriang tidak bisa mengingat masa lalunya. Maka pertapa memanggilnya Jaka.

Sementara itu Dayang Sumbi menyesal telah mengusir Sangkuriang. Maka dia memohon kepada Dewa untuk mempertemukan mereka kembali. Dayang sumbi berdoa siang dan malam, hingga suatu hari Dewa berkenan mengabulkan permintaannya. "Aku akan memberimu kecantikan abadi," kata Dewa, "supaya wajahmu tidak berubah sampai kapanpun, dan anakmu akan mengenalimu saat kalian berjumpa."

Beberapa tahun kemudian……

Setelah bertahun-tahun lamanya, Jaka berniat untuk mengembara dan mencari tahu masa lalunya. Maka pergilah ia kemana kakinya melangkah. Hingga akhirnya tibalah ia di sebuah pondok di tepi hutan. Di sana dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan Jaka terpesona. Ternyata wanita itu adalah Dayang Sumbi. Mereka pun berkenalan dan saling jatuh cinta.

Suatu hari Jaka hendak pergi berburu. "Nyai, hari ini akang akan pergi berburu," kata Jaka. "Maukah kau mengikatkan ikat kepalaku?" "Baiklah kang," kata Dayang Sumbi.
Maka jaka merendahkan tubuhnya supaya Dayang sumbi bisa mengikatkan ikat kepalanya. Tiba-tiba Dayang sumbi melihat bekas luka di kepala Jaka. Dia sangat kaget karena luka itu persis berada di tempat dia pernah memukul anaknya. Dayang sumbi mulai curiga bahwa Jaka tidak lain adalah Sangkuriang anaknya sendiri. Apalagi setelah diperhatikan Jaka sangat mirip dengan wajahnya sendiri. Maka Dayang Sumbi pun bertanya: "Kenapa ada bekas luka di kepalamu, kang?"
"Akang juga tidak tahu," kata Jaka. "Seingatku luka itu sudah ada sejak akang masih kecil. Akang memang tidak ingat masa lalu akang. Guruku berkata bahwa dia menemukanku sedang pingsan dan terluka parah."

Mendengar hal itu Dayang sumbi semakin yakin bahwa Jaka adalah Sangkuriang. Maka ia pun berusaha meyakinkan Sangkuriang. Namun Sangkuriang tidak percaya. Menurutnya tidak mungkin wanita muda di hadapannya adalah ibunya yang sudah berpisah sekian lama. Karena Sangkuriang tetap tidak percaya dan dia tetap ingin menikahi Dayang Sumbi, maka Dayang Sumbi mengajukan persyaratan.
"Apapun persyaratannya aku pasti akan sanggup memenuhinya," kata Sangkuriang.
"Kau harus bisa membuatkanku sebuah danau dan sebuah perahu tempat kita berbulan madu nanti," kata Dayang Sumbi. "Hanya itu?" tanya Sangkuriang. "Gampang sekali." "Ya, tapi sebelum fajar menyingsing kau harus sudah menyelesaikannya," jelas Dayang Sumbi. "Baiklah!" kata Sangkuriang. "Kau akan melihatnya besok pagi."

Malam harinya Sangkuriang memanggil Jin dan dedemit untuk membantunya. Tidak sulit bagi para makhluk gaib itu untuk melaksanakannya. Mereka dengan mudah menggali tanah dan menyusun batu-batu besar untuk membendung aliran air sehingga terbentuk sebuah danau. Lalu mereka mulai menebang hutan dan membuat perahu. Dayang Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan Sangkuriang merasa was-was melihat sebentar lagi danau dan perahu tersebut akan selesai. Maka dia berlari ke desa terdekat untuk meminta pertolongan. Kemudian Dayang sumbi dan masyarakat di desa tersebut menggelar kain sutera merah di sebelah timur dan ramai bercengkrama sehingga membangunkan ayam-ayam yang lalu mulai berkokok seolah-olah hari telah pagi. Para Jin dan Dedemit yang melihat warna merah dan suara ayam berkokok mengira bahwa fajar akan segera terbit. Mereka ketakutan sehingga cepat-cepat melarikan diri meninggalkan perahu yang hampir jadi.

Sangkuriang sangat marah mengetahui dirinya telah tertipu. Maka dengan kekuatannya dia menendang perahu yang dibuatnya hingga perahu itu terbang dan jatuh terbalik. Sejak itu perahu itu berubah menjadi gunung yang sampai sekarang dikenal dengan Gunung Tangkuban Perahu. (Dalam bahasa Sunda Tangkuban Perahu artinya Perahu yang terbalik)




Dongeng Telaga Bidadari


Dongeng – Telaga Bidadari

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma. Awang Sukma mengembara sampai ke tengah hutan belantara. Ia tertegun melihat aneka macam kehidupan di dalam hutan. Ia membangun sebuah rumah pohon di sebuah dahan pohon yang sangat besar. Kehidupan di hutan rukun dan damai. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan bergelar Datu. Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling daerah kekuasaannya dan sampailah ia di sebuah telaga yang jernih dan bening. Telaga tersebut terletak di bawah pohon yg rindang dengan buah-buahan yang banyak. Berbagai jenis burung dan serangga hidup dengan riangnya. “Hmm, alangkah indahnya telaga ini. Ternyata hutan ini menyimpan keindahan yang luar biasa,” gumam Datu Awang Sukma.
Keesokan harinya, ketika Datu Awang Sukma sedang meniup serulingnya, ia mendengar suara riuh rendah di telaga. Di sela-sela tumpukan batu yang bercelah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya Awang Sukma ketika melihat ada 7 orang gadis cantik sedang bermain air. “Mungkinkah mereka itu para bidadari?” pikir Awang Sukma. Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan dan tidak menghiraukan selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga. Salah satu selendang tersebut terletak di dekat Awang Sukma. “Wah, ini kesempatan yang baik untuk mendapatkan selendang di pohon itu,” gumam Datu Awang Sukma.
Mendengar suara dedaunan, para putri terkejut dan segera mengambil selendang masing-masing. Ketika ketujuh putri tersebut ingin terbang, ternyata ada salah seorang putri yang tidak menemukan pakaiannya. Ia telah ditinggal oleh keenam kakaknya. Saat itu, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya. “Jangan takut tuan putri, hamba akan menolong asalkan tuan putri sudi tinggal bersama hamba,” bujuk Datu Awang Sukma. Putri Bungsu masih ragu menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain maka tidak ada jalan lain untuk Putri Bungsu kecuali menerima pertolongan Awang Sukma.
Datu Awang Sukma sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga dengan Putri Bungsu. Ia merasa bahagia berada di dekat seorang yang tampan dan gagah perkasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami istri. Setahun kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma sangat bahagia.
Namun, pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas permukaan lumbung. Putri Bungsu berusaha mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bumbung bambu yang tergeletak di bekas kaisan ayam. “Apa kira-kira isinya ya?” pikir Putri Bungsu. Ketika bumbung dibuka, Putri Bungsu terkejut dan berteriak gembira. “Ini selendangku!, seru Putri Bungsu. Selendang itu pun didekapnya erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun sangat sayang pada suaminya.
Akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekadnya untuk kembali ke kahyangan. “Kini saatnya aku harus kembali!,” katanya dalam hati. Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayinya. Datu Awang Sukma terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan minta maaf atas tindakan yang tidak terpuji yaitu menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Datu Awang Sukma menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan. “Kanda, dinda mohon peliharalah Kumalasari dengan baik,” kata Putri Bungsu kepada Datu Awang Sukma.” Pandangan Datu Awang Sukma menerawang kosong ke angkasa. “Jika anak kita merindukan dinda, ambillah tujuh biji kemiri, dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan seruling. Pasti dinda akan segera datang menemuinya,” ujar Putri Bungsu.
Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan seketika terbang ke kahyangan. Datu Awang Sukma menap sedih dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa malapetaka.


Dongeng Timun Mas

Dongen Timun Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.

Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.

Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.

Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.

Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.

Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.

Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.

Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.

Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.

Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.




Contoh Surat Keterangan Tidak Mampu Untuk Sekolah


PEMERINTAH …………………….
KECAMATAN ………………
DESA ………………………
Alamat : …………………………….

SURAT KETERANGAN TIDAK MAMPU
Nomor : 460 / 33 / VI / 2019

Berdasarkan permohonan warga, Kepala Desa bantarjaya Kecamatan pebayuran Kabupaten Bekasi, Menerangkan bahwa :
Nama Kepala Keluarga             : ………………..
Jenis Kelamin                            : ………………..
Tempat / Tgl Lahir                     : ………………..
Bangsa / Agama                        : ………………..
Pekerjaan                                   : ………………..
Alamat                                       : ………………..                                                         


Sepanjang pengetahuan kami nama tersebut adalah keluarga :
TIDAK MAMPU

Surat ini dibuat sebagai persyaratan Melanjutkan Sekolah untuk :
Nama Siswa/Siswi                     : ………………..
Tempat / Tgl Lahir                     : ………………..
Sekolah                                      : ………………..
Maksud / Tujuan                                    : Melanjutkan Sekolah Ke ………………..
 
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan.


Yang bersangkutan,





………………..


………………..
. Kepala Desa Bantarjaya




………………..


Mengetahui :
Nomor : ...............................
Camat ………………..




........................................
NIP....................................



Makalah Perlawanan Rakyat Singaparna

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guna merangsang kepercayaan rakyat Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Pelindung Asia, Pemimpin Asia). Jepang berjanji, jika Perang Pasifik dimenangkan, bangsa-bangsa di Asia akan mendapat kemerdekaannya. Selain itu, Jepang berjanji akan menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia. Namun, dalam kenyataannya perlakuan Jepang yang kejam menimbulkan perlawanan tokoh-tokoh nasionalis dan rakyat Indonesia terhadap Jepang. Bentuk perlawanan terhadap Jepang ini dilakukan dengan cara kooperatif, gerakan bawah tanah, dan angkat senjata.

Oleh karena itu kita haruslah sangat bersyukur karena bisa menikmati hidup di Indonesia hingga saat ini tanpa harus ikut berjuang melawan penjajah. Sehingga kita tetap harus menghargai akan perjuangan para pahlawan kita dengan bisa menjadi penerus bangsa yang bisa menjunjung tinggi nama Indonesia. Mengingat pentingnya akan bahasa sejarah, kita sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk lebih memahami mengenai sejarah Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah belajar dengan sebaik mungkin.

Untuk itulah materi ini sangat penting dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai warga negara Indonesia tetapi tidak memahani mengenai negaranya sendiri.







BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlawanan Rakyat Singaparna
K.H.Z MustofaKH Zainal Mustafa lahir di Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya pada tahun 1899 dari pasangan Nawapi dan Ny. Ratmah. Pada 1927 KH Zainal Mustafa mendirikan pesantren yang merupakan cita-citanya. Pesantren yang ia dirikan dinamai Persantren Sukamanah.

Zainal Mustafa merupakan kiai muda yang berjiwa revolusioner. Ia menganut paham pendidikan yang sifatnya "Non Cooperation", tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Secara terang-terangan ia mengadakan kegiatan yang membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap perlawanan terhadap pendudukan penjajah. Melalui khutbah-khutbahnya ia selalu menyerang kebijakan politik kolonial Belanda. Akibatnya pada 17 November 1941, KH. Zaenal Mustafa bersama Kiai Rukhiyat (dari Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap pemerintah dengan tuduhan telah menghasut rakyat untuk memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Pemerintah Jepang yang menggantikan kekuasaan Belanda di Indonesia Maret 1942 membebaskan Zainal Mustafa dengan harapan ia dapat membantu Jepang. Namun ia malah memperingatkan para pengikut dan santrinya bahwa fasisme Jepang itu lebih berbahaya dari imperialisme Belanda. Ia juga menolak melakukan seikerei, yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan diri 90 derajat kearah matahari terbit. Perbuatan tersebut dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.Dalam setiap dakwahnya KH Zainal Mustafa selalu menekankan pentingnya berjuang melawan penjajah kafir Jepang yang lebih kejam dari Belanda dengan mendengungkan perang jihad. Secara diam-diam santri Sukamanah telah merencanakan untuk melakukan tindakan sabotase terhadap pemerintah Jepang.

Peristiwa ini merupakan awal dari peristiwa bersejarah yaitu perlawanan terbuka santri Pesantren Sukamanah yang mengakibatkan gugurnya puluhan santri Sukamanah. Para santri yang gugur dalam pertempuran itu berjumlah 86 orang. Selain itu sekitar 700-900 orang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. KH. Zainal Mustafa sempat memberi instruksi secara rahasia kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang, termasuk dalam kematian para opsir Jepang, dan pertanggungjawaban tentang pemberontakan Singaparna dipikul sepenuhnya oleh KH. Zainal Mustafa. Akibatnya, sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah, termasuk KH. Zainal Mustafa sendiri, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya.


B. Faktor Pendorong Pemberontakan Singaparna

Peristiwa pemberontakan Singaparna mempunyai dasar keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara islam dijunjung tinggi di dalam hati setiap rakyat sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan. Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna, yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Pada masa kolonial Belanda pun daerah ini mendapat pengawasan yang keras. Rakyat teguh beragama, tetapi teguh pula memegang kebangsaannya.

Di atas dasar-dasar inilah tumbuh alasan-alasan untuk memberontak terhadap totiliter Jepang. Adanya “Seikrei” yaitu mebungkuk (menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh untuk menyembah matahari. Cara menyembah ini melukai hati umat yang beragama islam, seolah-olah merubah arah qiblat dari Tanah Suci ke Jepang. Cita-cita “Dairul Islam”, yang telah meluas dan mendalam di kalangan rakyat, tidaklah mungkin mengalah kepada gerakan “seikrei” ini yang dilakukan oleh pemerintah Jepang pada tiap upacara.

Api perlawanan suci yang telah menyala sedemikian dalam hati penganut islam di daerah ini, ditumpahi pula oleh kekejaman romusha dan pengumpulan padi dan beras soal romusha sangat diderita oleh rakyat sebagai pekerja paksaan di bawah ancaman bayonet, yang amat mengganggu dalam kekeluargaan dan kedesaan. Demikian pula soal pengumpulan padi, Jepang sama sekali tidak memerhatikan kesengsaraan hidup rakyat desa. Akibat perintah keras dari militer Jepang terjadilah pemungutan dari syucokan melalui kenco (bupati), gunco bahan makanan kini menderita kekurangan. Para petani tidak dapat lagi merasakan hasil keringatnya, karena hampir seluruh hasilnya diangkut oleh pemerintah Jepang.


Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu :

1. Adanya “Seikrei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh rakyat karena mereka harus menyembah matahari.

2. Adanya kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.

3. Terjadinya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentara-tentara Jepang.


C. Pemberontakan Pertama

Pada tahun 1943 K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya mulai menyusun rencana untuk mengadakan perlawanan. Tapi Jepang yang tidak pernah lepas perhatiannya terhadap mereka sudah dapat mengetahui rencana tersebut. Rencana tersebut akan dimulai kira-kira tanggal 25 Februari 1944, untuk melaksanakannya mereka mempersiapkan diri dengan sangat sederhana, mereka akan hanya bermodalkan bambu runcing dan golok-golok dari bambu. Tetapi itu tidak membuat mereka menyerah karena para santri-santri di pesantren Sukamarnah pun mulai berlatih untuk bela diri. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan tersebut dari mata-matanya dan ingin melakukan penyerangan, maka santri-santri di pesantren Sukamarnah bersiap-siap jika Jepang menyerang secara tiba-tiba.

Pemimpin dari kelompok Sukamarnah adalah ; Domon, Abdulhakim, Najamudin, dan Ajengan Subki, sedangkan kepala dari pesantren tersebut adalah K.H.Z Mustafa dan di bantu dengan wakilnya Najamuddin. Pada tanggal 24 Februari satu hari sebelum terjadinya peristiwa Jepang mengirim satu utusannya goto-sidokan dari kepolisian Tasikmalaya dengan beberapa Keiboho Indonesia untuk melakukan perundingan dengan K.H.Z Mustofa. Goto-Sidokam disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk menyampaikan pesan ultimatum dari K.H.Z Mustofa kepada Jepang yang berisi bahwa pada tanggal 1 Maulid Jepang harus memerdekakan pulau Jawa atau akan ada terjadi pertempuran.

Keesokan harinya rombongan jepang datang ke Sukamarnah untuk menemui K.H.Z Mustofa untuk mengadakan perundingan, mereka adalah Kompeitaico Tasikmalaya, Kompeitaico Garut. Tetapi karena sikap mereka yang dirasa Ajengan Najmuddin dan kawan-kawan tidak baik dengan terpaksa mereka para Santri Sukamarnah melakukan kekerasan jug walau kepada bangsanya. Karena sudah terkepung oleh para santri Jepang menyerahkan semua senjatanya dan ditahan sehari semalam, setelah satu hari berlalu baru lah petugas-petugas santri mengizinkan Jepang pulang.



D. Pemberontakan Kedua

25 Februari 1944 pada hari jum’at khotbah terakhir dari K.H.Z telah disampaikan dan saat itu juga terdengar suara kendaraan menghampiri pesantren. Salah satu dari keempat opsir jepang melambaikan tangan ke Mustofa dengan maksud memanggil Mustofa, Opsir-opsir jepang itu datang dengan maksud menyampaikan bahwa Sukamanah tidak mau bekerja sama dengan Jepang dan tidak mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya. Mustofa menjawab dengan singkat bahwa dia akan datang besok untuk mengembalikan senjata api dengan ganti, kepala tuan dari empat opsir itu tinggal di Sukamanah. Karena santri sukamanah emosi mendengarnya mereka mulai menyerang 4 opsir jepang itu, 3 opsir mati dan satunya lagi melarikan diri.

Setelah kejadian itu keadaan mulai tenang dan K.H.Z Mustofa mulai menyiapkan siasa-siasat bahwa jepang pasti akan melakukan perlawanan. Pasukan Sukamanah berkekuatan 2000 orang itu diletakkan di kampung Cihaur yang dipimpin oleh Najjamuddin. K.H.Z berpesan agar tidak ada perang dengan bangsa sendiri, ketika pukul lebih kurang 16:00 santri melihat truk yang mendekati garis pertahanan Sukamanah, lalu santri paling depan melaporkan kepada K.H.Z Mustofa bahwa mereka adalah bangsa kita, Jepang menggunaka taktik adu domba antara bangsa sendiri.

Tetap saja K.H.Z Mustofa mengatakan untuk menghindari perlawan dengan bangsa sendiri, tetapi Jepang sudah meluncurkan senjatanya ke santri Sukamanah dan menghujam sebagian dari mereka dan pada saat itulah perang antar bangsa tidak dapat dihindari. Kira-kira pukul 17:30 semua tempat pertahanan Sukamanah sudah hancur dan banyak santri yang tewas. Sedangkan K.H.Z Mustofa ditawan dan dibawa ke Kompeitai Tasikamalaya.


Akhir Pemberontakan

Setelah pertempuran selesai K.H.Z Mustofa menyuruh santri-santrinya untuk mundur dan menyelamatkan diri, sedangkan Jepang menghancurkan pesantren tersebut. Pada tanggal 26 Februari 1944 penjara Tasikmalaya sudah dipenuhi ole 700-800 tahanan. Pada tanggal 27 Februari 1944 datang instruksi rahasia dari K.H.Z Mustofa ke penjara tersebut untuk menyampaikan pesan kepada santri-santrinya. Pada tanggal 29 Februari 1944 diadakan pemeriksaan sampai 3 bulan kedepan, dan pada pertengahan Mei 1944 hasilnya keluar ;

1. Golongan yang tidak bersalah (dikembalikan ke kampung masing-masing)

2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak aktif ( dikenai hukuman 5-7 tahun, orang yang ada di golongan ini ada 79 orang)

3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan opsir-opsir jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. ( ada 23 orang termasuk K.H.Z Mustofa)

Para santri yang gugur dalam pertempuran berjumlah 86 orang. Meninggal di Singaparna karena disiksa sebanyak 4 orang. Meninggal di penjara Tasikmalaya karena disiksa sebanyak 2 orang. Hilang tak tentu rimbanya (kemungkinan besar dibunuh tentara Jepang), termasuk K.H. Zaenal Mustofa, sebanyak 23 orang. Meninggal di Penjara Sukamiskin Bandung sebanyak 38 orang, dan yang mengalami cacat (kehilangan mata atau ingatan) sebanyak 10 orang. Para santri ini tidak memiliki apa-apa untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, kecuali darah, kerja keras, air mata, dan keringat.

Perlu dijelaskan pula bahwa sehari setelah peristiwa itu, antara 700-900 orang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. Yang sangat penting adalah instruksi rahasia dari K.H. Zaenal Mustofa kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan, yaitu agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang, termasuk dalam kematian para opsir Jepang, dan pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul sepenuhnya oleh K.H. Zaenal Mustofa.

Akibatnya memang berat. Sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah, termasuk K.H. Zaenal Mustofa, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya. Kemungkinan besar mereka dibunuh. Korban lainnya, seperti telah disebutkan di atas dan sekitar 600-an orang dilepas, karena dianggap tidak terlibat.Sebagai tanda untuk menghormati K.H.Z Mustofa dibuat, sekarang di Sukamanah telah didirikan SD dan PGAN dengan memakai nama K.H.Z Mustofa.










BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum Jepang menjajah ada negara Belanda yang menjajah. Namun penjajahan oleh negara Jepang terasa lebih kejam karena Jepang bisa mencuri perhatian dan kepercayaan rakyat Indonesia. Padahal penjajahan oleh negara Jepang menimbulkan banyak kerugian bagi bangsa Indonesia dibandingkan keuntungannya. Namun pada akhirnya bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya.


B. Saran

Setelah kita mempelajari mengenai pentingnya sejarah, kita harus bisa tetap memperjuangkan negara kita dan juga dengan tetap menghargai para pejuang bangsa. Sehingga sebagai siswa kita harus belajar dengan sebaik-baiknya agar penerus bangsa kita bisa lebih memajukan negara ini. Dan sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.




Makalah POLITIK PADA AWAL KEMERDEKAAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang cinta damai, tatepi kita lebih mencintai kemerdekaan. Kemerdekaan wajib dipertahankan walaupun nyawa sebagai taruhannya. Setelah para pemimpin bangsa berjuang mempertahankan kemerdekaan secara fisik tak juga berhasil maka para pemimpin kita melakukan perjuangan melalui meja perundingan.
Berikut adalah beberapa usaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalan damai atau melalui meja perundingan.
Pada periode awal kemerdekaan, partai politik dibentuk dengan derajat kebebasan yang luas bagi setiap warga negara untuk membentuk dan mendirikan partai politik. Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Dalam perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan melalui berbagai hambatan dan ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa indonesia dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.
Pada dasarnya, perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan sangat dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta dikeluarkannya Maklumat Politik 3 November 1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan pentingnya kemunculan partai-partai politik di Indonesia. Partai politik harus muncul sebelum pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat yang dilangsungkan pada Januari 1946.
Wujud berbagai hambatan adalah disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode orde lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar sebagai titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama dimana masih terlihat kentalnya mekanisme, fungsi dan struktur politik yang tradisional berlandaskan ideoligi sosialisme komunisme.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kondisi Awal Indonesia Merdeka?
2.      Bagaimana Kedatangan Sekutu Dan Belanda?
3.      Bagaimana Merdeka Atau Mati?

1.3 Tujuan
1.      Megetahui Kondisi Awal Indonesia Merdeka
2.      Megetahui Kedatangan Sekutu Dan Belanda
3.      Menganalisis Merdeka Atau Mati!
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERKEMBANGAN POLITIK PADA AWAL KEMERDEKAAN
1. Kondisi awal indonesia merdeka
Secara politis keadaan indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan, kekacauan , dan berbagai insiden masih terus terjadi. Sebagai contoh rakyat indonesia masih harus bentrok dengan sisa-sisa kekuatan jepang. Disamping menghadapi kekuatan jepang, bangsa indonesia harus berhadapan dengan tentara inggris atas nama sekutu, dan juga NICA(Belanda) yang berhasil datang kembali ke indonesia dengan membonceng sekutu. PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih Presiden-wakil presiden. Bahkan untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk TNI. Kondisi perekonomian negara memprihatinkan, sehingga terjadi inflasi yang cukup berat. Karena peredaran mata uang rupiah jepang yang tak terkendali, sementara nilai tukarnya sangat rendah. Pemerintahan RI sendiri tidak bisa melarang beredarnya mata uang tersebut, mengingat indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri. Diedarkannya uang cadangan sebesar 2,3 milyar, Sementara kas pemerintah kosong, waktu itu berlaku tiga jenis mata uang: De Javaesche Bank, uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang rupiah jepang,Pajak dan bea sangat berkurang, pengeluaran bertambah banyak, sertaHasil produksi pertanian dan perkebunan tidak dapat diekspor. Bahkan setelah NICA datang ke indonesia juga memberlakukan mata uang NICA. Kondisi perekonomian ini semakin parah karena adanya blokade. Belanda juga terus memberi tekanan dan teror terhadap pemerintah indonesia. Sehingga pada tanggal 4 januari 1946 Ibu kota RI pindah ke Yogyakarta. Pada 1 oktober 1946, indonesia mengeluarkan uang RI yang disebut ORI, uang NICA dinyatakan sebagai alat tukar yang tidak sah. dibidang politik bangsa Indonesia mengambil langkah-langkah untuk melengkapi syarat-syarat berdirinya Negara yang berdaulat antara lain :
a.       Daerah (wilayah)
b.      Rakyat Indonesia
c.       Pemerintah yang berdaulat
d.      Pengakuan dari negara lain

2. Kedatangan Sekutu dan Belanda
Bagaimana kondisi Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu? Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa vacuum of power atau kekosongan pemerintahan. Karena itu, logika Belanda adalah kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum Indonesia direbut Jepang. Atau dengan kata lain, Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Bagi Sekutu, setelah selesai PD II, maka negara-negara bekas jajahan Jepang merupakan tanggungjawab Sekutu.Sekutu memiliki tanggungjawab pelucutan senjata tentara Jepang, memulangkan tentara Jepang, dan melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang? Bayangan Belanda tentang Indonesia jauh dari kenyataan. Faktanya, rakyat Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan bayangan Belanda dan Sekutu. Karena itu, dapat diprediksi kejadian berikutnya, yakni pertentangan atau konflik antara Indonesia dan Sekutu maupun Belanda.

3. Merdeka atau Mati
Kedatangan Sekutu di Indonesia menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat Indonesia. Apalagi dengan memboncengnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Hal ini mengakibatkan berbagai upaya penentangan dan perlawanan dari masyarakat.
a.        Perjuangan Rakyat Semarang Dalam Melawan Tentara Jepang
Pada tanggal 19 agustus 1945, sekitar pukul 13.00 WIB berkumandang lewat radio tentang sebuah pernyataan dan perintah agar pemindahan kekuasaan dari tangan jepang ke pihak indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 14 Oktober 1945, sekitar 400 orang kawanan jepang dari pabrik gula cipiring di angkut oleh para pemuda ke penjara bulu, Semarang.Dalam perjalanan terjadiah pertempuran sengt antara rakyat Indonesia melawan pasukan jepang, pertempuran ini dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Untuk mengenang pertempuran Lima Hari di Semarang ini, maka dibangun sebuah monumen yang terkenal dengan sebutan Tugu Muda.

b.        Pengambilalihan Kekuasaan Jepang diYogyakarta
DiYogyakarta, perebutan kekuasaan secara serentak dimulai pada tanggal 26 september 1945. Dimulai dari perebutan gedung Cokan Kuntai di Jalan Malioboro yang berhasil di rebut pada tanggal 5 Oktober 1945. Kemudian perebutan senjata dan markas Osha Butai di Kotabaru yang berhasil direbut pula pada tanggal 7 Oktober 1945. Setelah itu usaha perebutan kekuasaan meluas, R.P. Sudarsono kemudian memimpin pelcutan senjata Kaigundi Maguwo. Dengan berakhirnya pertempuran di Kotabaru dan dikuasainya Maguwo, maka Yogyakarta berada dibawah kekuasaan RI.

c.        Ribuan Nyawa Arek Surabaya Untuk Indonesia
Beliau bernama bung tomo, terkenal karena perjuangannya dalam pertempuran surabaya pada tahun 1945. Pertempuran rakyat surabaya dengan sekutu terjadi pada tahun 1945 tersebut, menyebabkan ribuan rakyat yang gugur. Karena itulah bangsa indonesia menetapkan tanggal 10 november sebagai hari pahlawan.
Pada tanggal 25 oktober 1945, Brigade 49 dibawah pimpinan brigadier A.W.S. Mallabi mendarat diSurabaya brigade ini adalah bagian dari divisi india ke-23, dibawah pimpinan jenderal D.C. Hawthorn. Mereka mendapat tugas dari panglima Allied Forces For Netherlands East Indies (AFNEI) untuk melucuti serdadu jepang dan menyelamatkan para intermiran sekutu.Kedatangan mereka diterima secara enggan oleh pemimpin pemerintah Jawa timur,Gubernur Suryo maka dihasilkan kesepakatan :
1)      Inggris berjanji bahwa diantara tentaramereka tida terdapat Angkatan peraang Belanda.
2)      Disetujui kerjasama antara kedua beleh pihak untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
3)      Akan segera dibentuk “ Kontak Biro” agar kerjasama dapat terlaksana sebaik-baiknya
4)      Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang saja.
Namun pada perkembangan selanjutnya, ternyata piihak inggris mengingkari janjinya. Terjadi pertempuran-pertempuran antara Rakyat Surabaya dengan Inggris. Salah satu tokoh pemuda yang mengobarkan semangat juang arek-arek Surabaya adalah Sutomo ( Bung Tomo ). Pertempuran di surabaya telah menunjuukan begitu heroiknya para pejuang kita untuk melawan kekuatan asing.

d.       Pertempuran Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November dan berakhir pada 15 Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris. Latar belakang dari peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Dalam pertempuran itu, pasukan TKR mengalami kemenangan gemilang. Menyambut kemenangan itu udirman yangmasih berpakaian perang langsung mengambil air wudhu dan segera melakukan sholat dan sujud syukur seraya berdoa kepada Allah SWT. Untuk mengenang pertempuran Ambarawa, tanggal 15 Desember dijadikan Hari Infanteri. Di Ambarawa juga dibangun Monumen Palagan, Ambarawa.


e.        Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasuka sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Sumatera Utara. Pendaratan pasukan sekutu itu diboncengi oleh pasukan NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Kelly memberikan Ultimatum kepada para pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya kepada sekutu. Pada bulan April 1946 tentara inggris mulai berusaha mendesak pemerintah RI keluar Kota Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Dengan demikian, Inggris berhasil menguasai Kota Medan. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertempuan antara komandan-komandan untuk memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama “ Komando Resimen laskar Rakyat Medan Area “ untuk meneruskan perjuangan di Medan Area.


f.         Bandung Lautan Api
Di bandung pertempuran diawali oleh usaha para pemuda untuk merebut Pangkalan Udara  Andir dan pabrik senjata bekas Artillerie Constructie Winkel (ACW-sekarang pindad ) dan berlangsung terus sampai kedatangan pasukan sekutu di Bandung pada 17 Oktober 1945. Seperti halnya di kota-kota lain, di Bandung pun pasukan Sekutu dan NICA melakukan Teror terhadap rakyat, sehingga terjadi pertempuran-pertempuran. Menjelang bulan November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di bandung. Nica memanfaatkan kedatangan pasukan sekutu untuk mengembalikan kekuasaan kolonial di Indonesia. Tetapi semangat juang rakyat dan para pemuda yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar dan badan-badan perjuangan semakin berkobar. Pertempuran demi pertempran pun terjadi. Pada tanggal 24 Maret 1946 Mohammad Toha meledakkan salah satu instalasi militer yaitu gudang mesiu yang diledakkan bersama dengan dirinya. Tengah malam Kota Bandung yang terbakar telah ditinggalkan, menyisakan kenangan perjuangan Bandung Lautan Api.


g.        Berita Proklamasi Di Sulawesi
Berita Proklamasi yang dikumandangkan oleh Sukarno dan Moh. Hatta, sampai pula di Sulawesi. Sam Ratulangi, yang saat itu menjabatt sebagai Gubernur Sulawesi, yang berkedudukan di Makassar mendapat tugas dari PPKI untuk menyusun Komite Nasional Indonesia. Sementara itu, para pemuda Sulawesi memperbanyak teks Proklamasi untuk disebarluaskan keseluruh pelosok penjuru. Atas inisiatif Manai Shopian dkk, dibuat plakat Proklamasi di rumah A. Burhanuddin dan di kantor pewarta Celebes, yang kemudian diganti nama dengan Soeara Indonesia.Awalnya upaya sam Ratulangi untuk menyampaikan berita Proklamasi ke penjuru Sulawesi mendapat halangan dari tentara sekutu. Berita Proklamasi di Sulawesi Tenggara di terima di Kolaka,Kendari. Sementara berita Proklamasi baru baru diketahui oleh rakyat Muna, saat jepang menyerahkan pemerintahan Muna kepada Ode Ipa. Di Buton berita Proklamasi diterima rakyat dari para pelayar yang tiba dari Jakarta dan Bangka serta dari orang-orang Jepang yang datang ke Makassar. Di Sulawesi Tengah Berita Proklamasi diterima pada tanggal 17 Agustus pada pukul 15.00 waktu setempat. Berita itu diterima Abdul Latief dari tentara Jepang. Di Manado, berita Proklamasi pertama kali diterima di markas besar tentara jepang yang berkedudukan di Minahasa, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945. Kemudian Rombot dan W.F. Sumati menyampaikan berita Proklamasi itu kepada para tokoh-tokoh Nasionalis dan juga disebarkan ke Sangit Talaud, Bolaang mongondow, dan Gorontalo. Setelah berita Proklamasi tersebar ke seluruh penjuru Sulawesi, sejak itu pula Bendera Merah Putih mulai berkibar menjadi lambang Indonesia Merdeka.


h.        Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali
Operasi lintas Laut Banyuwangi-Bali merupakan operasi gabungan dan pertempuran Laut pertama sejak berdirinya negara Republik Indonesia. Peristiwa itu dimulai dengan kedatangan belanda dengan membonceng sekutu, mendarat di Bali dengan jumlah pasukan yang cukup besar, tanggal 3 Maret 1946. Hal ini dimaksudkan Bali sebagai batu loncatan untuk menyerbu jawa timur yang dinilai sebagai lumbung pangan untuk kemudian mengepung pusat kekuasaan RI. Bali juga dapat dijadikan penghubung ke arah Australia. Para pemimpin perjuangan yang sudah sampai di Jawa berusaha mencari bantuan dan membentuk kesatuan-kesatuan tempur. Mereka antara lain telah membentuk Pasukan Makardi atau Pasukan Merdeka sebagai pasukan Induk. Pasukan itu kemudian lebih dikenal dengan nama Pasukan M. Untuk mengenang perjuangan pasukan kita yang gugur dalam Operasi Lintas Laut di Bali maka di daerah Cekik, Gilimanuk didirikan monumen yang dinamakan Monumen Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil kerja keras dari seluruh wilayah Indonesia. Kedaulatan yang diraih adalah sebuah perjuangan tiap-tiap daerah pada masa revolusi. Upaya bangsa Indonesia untu memepertahankan kemerdekaan dilakukan melalui 2 cara, yaitu upaya diplomasi dan fisik (konfrontasi). Salah satu upaya mempertahankan keutuhan RI melalui jalur diplomasi yaitu diadakannya perjanjian-perjanjian
Pada periode awal kemerdekaan, partai politik dibentuk dengan derajat kebebasan yang luas bagi setiap warga negara untuk membentuk dan mendirikan partai politik. Bahkan, banyak juga calon-calon independen yang tampil sendiri sebagai peserta pemilu 1955. Sistem multi partai terus dipraktikkan sampai awal periode Orde Baru sejak tahun 1966. Padal pemilu 1971, jumlah partai politik masih cukup banyak. Tetapi pada pemilu 1977, jumlah partai politik mulai dibatasi hanya tiga saja. Bahkan secara resmi yang disebut sebagai partai politik hanya dua saja, yaitu PPP dan PDI. Sedangkan Golkar tidak disebut sebagai partai politik, melainkan golongan karya saja.

3.2 Saran-Saran
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil kerja keras dari seluruh wilayah Indonesia. Kedaulatan yang diraih adalah sebuah perjuangan tiap-tiap daerah pada masa revolusi. Upaya bangsa Indonesia untu memepertahankan kemerdekaan dilakukan melalui 2 cara, yaitu upaya diplomasi dan fisik (konfrontasi). Salah satu upaya mempertahankan keutuhan RI melalui jalur diplomasi yaitu diadakannya perjanjian-perjanjian dan ,Sebaiknya, sistem multipartai tetap dipertahankan dengan tetap memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendirikan partai politik baru, namun perlu juga memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam berpolitik agar tidak terjadi penyimpangan terhadap wadah aspirasi rakyat tersebut.










Daftar Pustaka

file:///E:/Mawar%20Biru%20%20TUGAS%20SEJARAH.htm
file:///E:/Menganalisis%20Perkembangan%20dan%20Tantangan%20Awal%20Kemerdekaan%20-%20Docs.com.htm
file:///E:/RANGKUMAN%20SEJARAH%20INDONESIA.htm

Makalah Renang

BAB I  Pendahuluan  1.1. Dasar Pembuatan makalah ini tentang bidang olahraga “renang” yang dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan J...