Jumat, 11 Oktober 2019

Makalah Organisasi Ekonomi Global


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial. Dimana kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Begitu juga dengan suatu negara. Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Misalnya ada yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan ada pula yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Maka dari itu, diperlukan kerja sama untuk mengisi kekurangan masing – masing negara. Faktor terjadinya kerja sama antar negara yaitu adanya perbedaan dan kesamaan.Perbedaan itu diantaranya perbedaan sumber daya alam , ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ideologi. Sedangkan kesamaan yang mendorong terjadinya kerja sama yaitu kesamaan keadaan wilayah, sumber daya alam, serta ideologi. Dengan kerja sama diharapkan suatu negara dapat lebih maju dan berkembang. Kerja sama itu dapat diwujudkan melalui dibentuknya suatu Organisasi. Organisasi dapat mendukung proses sosialisasi dalam kerja sama.
Organisasi dari segi tujuan ada organisasi regional dan organisasi global.Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja. Organisasi regional mempunyai wilayah kegiatannya bersifat regional, dan keanggotaan hanya diberikan bagi negara-negara pada kawasan tertentu saja. misalnya seperti ASEAN, APEC, dan MEA. Sedangkan organisasi global adalah organisasi yang terbentuk dari gabungan beberapa negara di dunia atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama dalam mencapai persetujuan. misalnya seperti GNB, OPEC, OKI.
Organisasi Internasional banyak mengikutsertakan negara-negara yang ingin menjalin hubungan internasional baik yang bersifat regional maupun global Dalam suatu hubungan internasional, tidak selalu diwarnai oleh suasana yang tertib dan aman. Banyak sekali kendala, baik dari masalah intern (dalam) maupun ekstern (luar), seperti terjadinya perang atau pertikaian politik yang dapat mengakibatkan hubungan internasional tidak berjalan dengan baik. Kendala ini dapat diatasi dengan kehadiranorganisasi-organisasi internasional yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan hubungan internasional. Selain itu, dapat digunakan juga sebagai media kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara.. Melalui organisasi hubungan internasional, negara – negara akan berusaha untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama dan kepentingan itu menyangkut segala hal di bidang kehidupan internasional.

1.2 Rumusan Masalah
1)      Bagaimana latar belakang terbentuknya organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
2)      Bagaimana tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
3)      Bagaimana kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
4)      Bagaimana Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?

1.3 Tujuan
1)      Untuk menganalisis latar belakang terbentuknya organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
2)      Untuk menganalisis tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
3)      Untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
4)      Untuk menganalisis Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).

1.4 Manfaat
1)      Bagi siswa makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengalaman terhadap ilmu pengetahuan mengenai organisasi-organisasi global dan regional (GNB,ASEAN,OKI,APEC,OPEC,MEA).
2)      Bagi masyarakat umum makalah ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi yang akurat mengenai organisasi-organisasi global dan regional (GNB,ASEAN,OKI,APEC,OPEC,MEA).















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terbentuknya Organisasi GNB
GNB merupakan suatu organisasi internasional yang terdiri atas lebih dari 100 negara - negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Latar belakang terbentuknya GNB saat di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II, muncullah dua negara adidaya yang saling berhadapan. Mereka berebut pengaruh terhadap negaranegara yang sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan kekuatan di antara dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War). Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok telah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan. Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut kelompok negara-negara Non Blok. Dengan demikian faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya GNB adalah sebagai berikut ; 1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh didunia. 2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia. 3) Ditandatanganinya “Dokumaen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok. 4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS. 5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB yaitu Presiden Soekarno (Indonesia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) ,Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana). Berdirinya Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin negara dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).

2.1.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi GNB
 Tujuan terbentuknya Organisasi GNB yaitu ;
1)               Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
2)               Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang dingin.
3)               Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara negara anggota Gerakan Non-Blok.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, negara – negara GNB menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) . Pokok pembicaraan utama adalah membahas persoalan – persoalan yang berhubungan dengan tujuan GNB dan ikut mencari solusi terbaik terhadap peristiwa – peristiwa internasional yang membahayakan perdamaian dan keamanan negara.

2.1.2 Kegiatan Organisasi GNB
Kegiatan GNB  meliputi bidang berikut ;
1) Bidang Politik dan Perdamaian Dunia
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara lain yaitu ; 1) ikut berusaha meredakan ketegangan dunia, 2) mengusahakan terciptanya perdamaian dunia, 3) mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis, 4) mengusahakan pelucutan senjata dan pengurangan senjata nuklir, 5) menghapus pangkalan militer asing dan pakta-pakta militer 6) melenyapkan kolonialisme, 7) menyelesaikan sengketa antarnegara dan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran, masalah di wilayah Timur Tegah (Midle East), 8) Menghapus persekutuan militer, 9) Menentang rasialisme dan apartheid
2) Bidang Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang ekonomi, antara lain ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat dan ikut berusaha mewujudkan suatu Tatanan Ekonomi Dunia Baru (TEDB) sehingga terdapat hubungan kerja sama saling menguntungkan antara negara maju dan negara sedang berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yang diperjuangkan Gerakan Non Blok dalam forum PBB adalahsebagai berikut ;
a.       Dialog Utara–Selatan
Dialog Utara–Selatan adalah pertemuan yang membahas kerja sama saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang merupakan negara industri (Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan). Dengan adanya dialog Utara –Selatan diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara negara maju dan berkembang sehingga terwujud tata ekonomi dunia baru yang adil dan merata.

b.      Kerja Sama Selatan–Selatan
Kerja sama Selatan–Selatan merupakan bentuk kerja sama antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.

c.       Kelompok 77
Kelompok 77 merupakan kelompok negara berkembang yang berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi atas negara-negara maju. Kelompok 77 dibentuk di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77 beranggotakan negara di kawasan Asia, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika.

2.1.3 Peran Indonesia dalam Organisasi GNB
Indonesia beranggapan bahwa hubungan luar negeri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antar bangsa baik itu regional maupun secara global melalui berbagai macam forum bilateral maupun multilateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional dengan politik luar negeri bebas aktif sebagai landasannya . kondisi tersebut diarahkan dengan ikut berperan aktif dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang berdasarkan kemerdekaaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial untuk meningkatkan hubungan kerja sama internasional, salah satunya dengan memantapkan serta meningkatkan peranannya dalam GNB. Langkah Indonesia dalam meningkatkan peranannya dalam GNB yaitu ;
1) Indonesia sebagai pendiri organisasi GNB
Indonesia meruapakan salah satu dari lima negara yang mendirikan organisasi GNB. Pada saat itu Indonesia diwakili oleh Soekarno yang merupakan Presiden Indonesia .
2) Meningkatkan kerja sama antar negara – negara anggota organisasi GNB
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia pada masa perkembangan organisasi GNB adalah dengan cara meningkatkan keeratan kerja sama yang tealh dibangun antar sesama negara anggota GNB, terutama dalam perkembangan kerja sama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan perwujudan kerja sama Selatan – Selatan yang melibatkan negara – negara maju maupun lembaga – lembaga keuangan internasional
3) Berperan dalam penyelesaian – penyelesaian masalah – masalah ekonomi internasional
Indonesia juga berperan dalam membantu menyelesaikan masalah – amsalah dalam hubungan ekonomi internasional yang berperan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Peran Indonesia tersebut salah satunya diwujudkan dengan meningkatkan dialog Utara – Selatan berdasar pada kepentingan dan tanggung jawab bersama, semangat kemitraan, saling ketergantungan, serta saling memberi manfaat.
4) Menjadi pemimpin organisasi GNB
Sejak tahun 1992 hingga rahun 1995 , Indonesia mendapat kepercayaan untuk memimpin organisasi GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu merupakan Presiden Indonesia ke – 2 menjadi Sekretaris Jendral organisasi GNB. Berbagai prestasi telah diraih Indonesia selama memimpin organisasi GNB tersebut , yaitu ;
a.       Pada masa kepemimpinannya di organisasi GNB adalah Indonesia telah mampu membawa organisasi tersebut dalam menentukan arah serta menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan – perubahan yang terjadi secara dinamis, yaitu dengan cara melakukan penataan kembali prioritas – prioritas baru serta menetapkan pendekatan dan orientasi yang baru pula.
b.      Indonesia telah dianggap memberikan warna yang baru bagi organisasi tersebut, diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerja sama pada pembangunan ekonomi yaitu dengan menghidupkan kembali dialog antara negara – negara selatan.
c.       Indonesia telah dipercaya untuk membantu menyelesaikan pertikain atau konflik regional di beberapa negara seperti kamboja, sengketa yang terjadi di laut Cina Selatan, serta gerakan separatis Moro di Filipina.
d.      Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) organisasi GNB yang ke – 10 di Jakarta dan Bogor pada tanggal 1 – 7 Sepetember 1992.

2.2 Latar Belakang Terbentuknya Organisasi ASEAN
ASEAN merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Letak  Asia  Tenggara  sangat  strategis. Kekayaan  alamnya  sangat  melimpah. Ini  membuat  bangsa  lain  menjadi  iri  dan  ingin  menguasainya. Buktinya, sejak  abad  ke-15  bangsa  Eropa  sudah  mengacak-acak  Asia  Tenggara. Spanyol, Portugis, Inggris, Prancis, Amerika  Serikat, dan  Belanda  ke  Asia  Tenggara  tidak  hanya  ingin  berdagang. Penjajahan  bangsa  Inggris  atas  Malaysia, Singapura, Myanmar, dan  Indonesia. Penjajahan  bangsa  Spanyol  dan  Amerika  Serikat  atas  Filipina. penjajahan  bangsa  Belanda  atas  indonesia. penjajahan  bangsa  Prancis  atas  laos, Kampuchea, dan  Vietnam serta  penjajahan  bangsa  Portugis  atau  Timor-Timur  adalah  contoh  nyata  betapa  besar  keinginan  bangsa  Eropa  dan  Amerika  menguasai  Asia  Tenggara. Terbentuk pada tahun 8 Agustus 1967 ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Pada saat itu, Deklarasi Bangkok ditandatangini oleh lima perwakilan negara yaitu Mentri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Negara-negara  yang  dijajah  tersebut  akhirnya  dapat  melepaskan  diri  dari  penjajahan. Mereka  merasa  senasib  dan  memiliki  banyak  persamaan, yakni ;
1) Persamaan Letak Geografis.
Salah satu hal yang mendasari terbentuknya ASEAN adalah karena negara-negara tersebut memiliki kesamaan dalam hal geografis. Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya berada dikawasan Asia Tenggara, selain itu negara-negara tersebut juga terletak diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
2) Persamaan Budaya.
Selain memiliki kesamaan dalam sisi geografis, negara-negara ASEAN juga mempunya kesamaan dalam nilai-nilai dasar kebudayaan. Sejarah mencatat bahwa negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara memiliki budaya, bahasa, serta tata kehidupan dan pergaulan yang hampir sama karena merupakan para pewaris peradaban sebelumnya yang disebut dengan rumpun Melayu Austronesia.
3) Persamaan Nasib.
Selain Thailand, negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara merupakan negara-negara jajahan, misalnya Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, Malaysia dan Singapura merupakan negara jajahan Inggris, dan juga Filipina yang merupakan negara jajahan Spanyol. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar terciptanya organisasi internasional ASEAN dikarenakan rasa kesetiakawanan dan perasaan senasib sepenanggungan antara negara-negara tersebut.
4) Persamaan Kepentingan.
Hal yang tidak kalah pentingnya dari sebab-sebab yang membuat terbentuknya organisasi dikawasan Asia Tenggara ini adalah kerena adanya persamaan kepentingan antara negara-negara tersebut. Negara-negara dikawasan Asia Tenggara ini memiliki kebulatan tekad dan tujuan untuk sama-sama berkontribusi dalam hal pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan budaya, serta hal-hal yang erat kaitannya dengan keamanan dan stabilitas politik dikawasan. Persamaan-persamaan  tersebut  menimbulkan  perasaan  setia kawan. Akhirnya, ada  lima  negara  di  wilayah  Asia  Tenggara  sepakat  untuk  membentuk  sebuah  organisasi. Kelima  negara  tersebut  adalah  Indonesia, malaysia, Thailand, Singapura, dan  Filipina.
Pada  tanggal  5-8  Agustus  1967  kelima  negara  tersebut  mengadakan  pertemuan  di  tepi  Pantai  Bangsaem, bangkok, Thailand. Pertemuan  tersebut  dihadiri  oleh  lima  orang  yang  merupakan  wakil  dari  lima  negara. Kelima  orang  tersebut  sebagai  berikut:
a.       Adam  Malik, Menteri  Luar  Negeri  Indonesia.
Adam Malik merupakan salah satu tokoh pendiri organisasi ASEAN yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Negarawan kelahiran Pematang Siantar (Sumatra Utara), 22 Juli 1977 pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada masa orde baru yang saat itu presidennya adalah Soeharto. Beliau dikenal sebagai orang yang cerdas dan memiliki hobi baca buku.

b.      Tun  Abdul  Razak, Wakil  Perdana  Menteri  Pembangunan  Malaysia.
Tun Abdul Razak merupakan menteri luar negeri Malaysia ( saat itu ) yang menjadi salah satu tokoh pendiri organisasi ASEAN. Negarawan Malaysia yang lahir pada 11 Maret 1922 ini dikenal cerdas. Sejarah mencatat bahwa beliau pernah mengenyam pendidikan di luar negeri Malaysia yaitu di Inggris. Beliau mendapat gelar Bapak Pembangunan Malaysia , karena jasanya kepada Malaysia.

c.       Thanat  khoman, Menteri  Luar  Negeri  Thailand
Tokoh pendiri Organisasi ASEAN yang tidak kalah peranannya Thanat Khoman yang saat itu merupakan Menteri Luar Negeri Thailand. Negarawan yang dikenal cerdas ini merupakan sedikit dari orang Thailand yang bergelar doktor dari universitas ternama di Prancis.  Beliau pernah mencapai puncak karir politik adalah Wakil Perdana Menteri Thailand.

d.      S. Rajaratnam, Menteri  Luar  Negeri  Singapura.
Tokoh pendiri organisasi ASEAN lainnya yang peranannya begitu besar adalah S. Rajaratnam yang meruapakan perwakilan Singapura yang saat itu adalah Menteri Luar Negeri Singapura. Negarawan Singapura kelahiraan Sri Lanka ini dikenal sebagai politikus hebat singapura dimana puncak karir politiknya adalah Wakil Perdana Menteri Singapura yang pernah dijabatnya selama lima tahun ( 1980 – 1985 ).

e.       Narciso  Ramos, Menteri  Luar  Negeri  Filipina.
Narciso Ramos merupakan salah satu pendiri organisasi ASEAN yang saat itu merupakan Menteri Luar Negeri Fiipina. Masyarakat Filipina mengenalnya sebagai tokoh karismatik, beliau pernah menjabat sebagai diplomat, politikus, pengacara dan juga wartawan. Perlu kita ketahui bahwa Narciso Ramos merupakan orang pertama yang memberikan sambutan dalam Deklarasi Bangkok.
Pada  tanggal  8  Agustus  1967  di  Bangkok, Thailand  dan  melalui  penandatanganan  Deklarasi  Bangkok oleh  Menteri  Luar  Negeri  Filiphina, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan  Singapura, maka  dibentuklah  sebuah  organisasi, yaitu  ASEAN  (Association  of  South  East  Asian Nation). ASEAN didirikan pada saat perang dingin berlangsung, hal itu yang membedakan ASEAN dengan organisasi internasional lainnya. ASEAN bukan merupakan organisasi regional pertama yang ada di Asia Tenggara. Sebelum ASEAN terbentuk terdapat beberapa organisasi regional di Asia Tenggara namun ruang lingkup dan anggota negara yang terbatas yaitu SEATO (Southeast Asia Treaty Organiszation), ASA (Association of South East Asia), dan Maphilindo.
Berdirinya ASEAN merupakan hasil dari rasa kepercayaan yang tinggi terhadap sesama anggotanya. Adanya rasa kepercayaan yang tinggi dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sesama negara di Asia Tenggara mendorong terbentuknya ASEAN. Pada awal mula pembentukan ASEAN beranggotakan lima negara yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Philipina. Kelima negara tersebut merupakan negara pemrakarsa ASEAN. Keanggotaan ASEAN terbuka untuk negara-negara Asia Tenggara, oleh karena itu, pada perkembangannya negara-negara Asia Tenggara lainnya turut bergabung dalam ASEAN diantaranya yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Negara-negara anggota ASEAN memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda-beda. oleh karena itu, negara-negara ASEAN memiliki prinsip non interference yaitu prinsip yang tidak mencampuri urusan negara lain.
Faktor-faktor terbentuknya ASEAN dibedakan menjadi factor internal dan eksternal sebagai berikut ;
a)      Factor internal, yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat.
b)      Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara.

2.2.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi ASEAN
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperoleh landasan sebuah masyarakat Bangsa - Bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
2) Memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tata tertib hukum di dalam hubungan antara negara– negara di kawasan Asia Tenggara serta mematuhi prinsip – prinsip Piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa.
3) Memajukan kerjasama yang aktif dan saling membantu satu sama lain dalam masalah – masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4) Memajukan kerjasama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan serta industri mereka, perluasan perdagang komiditi internasional, perbaikan sarana – sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat mereka.
5) Memajukan untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian mengenai masalah – masalah di  Asia Tenggara dalam bidang pendidikan , profesi dan teknik.
6) Memelihara kerjasama yang lebih erat dan berguna  dengan organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada dan untuk menjajaki segala kemungkinan untuk saling bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.

2.2.2 Kegiatan Organisasi ASEAN
1) Bidang Politik
Pada awal berdirinya ASEAN , ASEAN tidak menyelenggarakan kerja sama dalam bidang politik. Namun, dalam perkembangannya kerja sama dalam bidang politik dirasa penting. Hal ini disebabkan keadaan politik di kawasan Asia Tenggara akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara . Salah satu prestasi yang cukup penting dari kerja sama ASEAN di bidang politik adalah lahirnya Deklarasi ZOPFAN (Zone Of Peace, Freedom, and Neutrality ) yang dicanangkan tanggal 27 November 1971. Dalam deklarasi tersebut tersebut dinyatakan bahwa ASEAN akan mengusahakan pengakuan dan penghormatan wilayah Asia Tenggara sebagai zona bebas ,damai, dan netral dari kekuatan luar serta memperluas kerja sama penuh solidaritsas. Di samping itu juga mencetuskan SEANNWFZ (South East Asian Nuclear Weapon Free Zone) yaitu kawasan Asia Temggara merupakan daerah bebas senjata nuklir.

2) Bidang Ekonomi
Sejak KTT di Bali pada tahun 1976 telah ditetapkan usaha untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi negara ASEAN. Kerja sama di bidang ekonomi itu menyangkut bidang perdagangan intraregional , industri , energi, makanan, pertanian, kehutanan , keuangan, transportasi,perhubungan , dan pariwisata. Wujud kerja sama itu adalah ditandatanganinya ASEAN PTA ( Preferential Trading Arrangement ) atau pengaturan dagang preferensial pada tanggal 24 Februari 1977 di Manila. ASEAN PTA merupakan skeama yang dirancang untuk memberi kemudahan,mempromosikan, dan memperluas perdagangan antarnegara anggota ASEAN. Aturan ini memberlakukan pengurangan tarif atas berbagai barang yang disepakati  bersama. Selain itu, disetujui Deklarasi Singapura yang berisi pernyataan baahwa ASEAN sepakat mewujudkan kawasan bebas tarif dan perdagangan (AFTA) melalui Agreement on Common Effective Preferensial Tariff (ACEPT) atau skema Tarif Preferensi Efektif Bersama. Deklarasi Singapura Ditandatangani dalam KTT ASEAN ke -4 di Singapura tanggal 27 -29 Januari 1992. Dalam bidang industri telah disetujui kerja sama pembangunan lima industri bersama ASEAN. Industri – industri tersebut, yaitu proyek mesin, diesel di Singapura, Proyek Abu Soda di Thailand , Proyek pupuk Urea di Indonesia dan Malaysia, serta proyek superfosfat di Filipina.

3) Bidang Sosial dan Budaya
Kerja sama ASEAN dalam bidang sosial dan budaya diselenggarakan dalam kebudayaan dan penerangan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sama di sektor kebudayaan dan penerangan dilakukan dengan temu karya pemuda ASEAN: kerja sama dalam penanggulangan masalah penduduk dan narkotika, pertukaran acara radio, dan televisi diantara anggota ASEAN , pertukaran wartawan ASEAN, pengiriman pelajar ASEAN, program pertukaran pemuda , kunjungan muhibah kesenian antarnegara ASEAN, penyelenggaraan Festival Film Asia Tenggara. Adapun kerja sama di sektor Ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan mendirikan pusat – pusat penelitian. Pusat pusat penelitian yang dikembangkan oleh negara – negara ASEAN adalah sebagai berikut ;
a.       Pusat penelitian dan Latihan biologi tropika (BIOTROP) di Bogor, Indonesia.
b.      Pusat penelitian dan latihan ilmu pengetahuan Alam dan Matematika
( RESCAM ) di Malaysia
c.       Pusat penelitian dan latihan Iilmu pertanian (SEARCA) di Manila, Filipina
d.      Pusat penelitian dan latihan bahasa inggris ( RELC ) di Singapura
e.       Pusat penelitian da latihan ilmu pengobatan daerah tropika (TROMED) di Bangkok, Thailand.

2.2.3 Peran Indonesia dalam Organisasi ASEAN
Indonesia memiliki beberapa peran dalam oraganisasi ASEAN. Peran – peran tersebut yaitu ;
1) Salah satu negara pendiri ASEAN.
Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang menjadi pelopor berdirinya organisasi ASEAN. Saat itu Indonesia diwakili oleh Adam Malik yang merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia . Beliau merupakan salah satu pendiri Organisasi ASEAN . Peran itu sangat sentral dan hingga sampai saat ini Indonesia diakui sebagai negara yang berpengaruh dalam pembentukan organisasi ASEAN.
2) Memberikan gagasan dalam pembentukan komunitas keamanan ASEAN
Peranan penting yang pernah dilakukan Indonesia adalah dengan memberikan ide, gagasan, atau pikiran dalam hal pembentukan komunitas keamanan ASEAN yang saat itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yaitu Hasan Wirajuda. Gagasan tersebut sangat penting dalam hal mengenai terorisme, kejahatan transnasional, perampokan separatisme, dsb.
3) Memberi gagasan dalam menghormati dan melindungi HAM.
HAM sudah menjadi rahasia umum yang sering diperbincngkan diberbagai negara, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di negara – negara lainnya yaitu di negara – negara yang ada di kawasan Asia Tenggara. Indonesia mengajak negara – negara ASEAN lainnya untuk selalu menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma – norma dan aturan – aturan yang ada di negaranya.
4) Khazanah budaya Indonesia adalah bagian dari kebudyaan ASEAN.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari Sabang sampai Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah budaya yang ada di ASEAN. Selain itu, Indonesia juga turut berperan dalam hal mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara pementasan budaya – budaya ASEAN.

2.3 Latar Belakang Terbentuknya Organisasi OKI
OKI adalah organisasi Negara-negara Islam dan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang dibentuk sebagai reaksi terhadap pembakaran mesjid Al Aqsa oleh Israel pada tanggal 21 Agustus 1969 yang merupakan salah satu tempat suci umat Islam. OKI merupakan organisasi internasional non militer yang didirikan di Rabat, Maroko pada tanggal 25 September 1969. Dipicu oleh peristiwa pembakaran Mesjid Al Aqsha yang terletak di kota Al Quds (Jerusalem) pada tanggal 21 Agustus 1969 telah menimbulkan reaksi keras dunia, terutama dari kalangan umat Islam. Saat itu dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengorganisir dan menggalang kekuatan dunia Islam serta mematangkan sikap dalam rangka mengusahakan pembebasan Al Quds. Atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hassan II dari Maroko, dengan Panitia Persiapan yang terdiri dari Iran, Malaysia, Niger, Pakistan, Somalia, Arab Saudi dan Maroko, terselenggara Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam yang pertama pada tanggal 22-25 September 1969 di Rabat, Maroko.  Konferensi ini merupakan titik awal  bagi pembentukan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Secara  umum  latar belakang terbentuknya OKI sebagai berikut :
a.       Tahun 1964 : Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab di Mogadishu timbul suatu ide untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu wadah internasional
b.      Tahun 1965 : Diselenggarakan Sidang Liga Arab sedunia di Jeddah Saudi Arabia yang mencetuskan ide untuk menjadikan umat Islam sebagai suatu kekuatan yang menonjol  dan untuk menggalang solidaritas Islamiyah dalam usaha melindungi umat Islam dari zionisme.
c.       Tahun 1967 : Pecah Perang Timur Tengah melawan Israel. Oleh karenanya solidaritas Islam di negara-negara Timur Tengah meningkat
d.      Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi Arabia  mengadakan kunjungan ke beberapa negara Islam dalam rangka penjajagan lebih lanjut untuk membentuk suatu Organisasi Islam Internasional.
e.       Tahun 1969 : Tanggal 21 Agustus 1969 Israel merusak Mesjid Al Agsha. Peristiwa tersebut menyebabkan memuncaknya kemarahan umat Islam terhadap Zionis Israel.
Seperti telah disebutkan diatas, Tanggal 22-25 September 1969 diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam di Rabat, Maroko untuk membicarakan pembebasan kota Jerusalem dan Mesjid Al Aqsa dari cengkeraman Israel. Dari KTT inilah OKI berdiri.

2.3.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi OKI
Secara umum tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengumpulkan bersama sumber daya dunia Islam dalam mempromosikan kepentingan mereka dan mengkonsolidasikan segenap upaya negara tersebut untuk berbicara dalam satu bahasa yang sama guna memajukan perdamaian dan keamanan dunia muslim. Secara khusus,  OKI bertujuan pula untuk memperkokoh solidaritas Islam diantara negara anggotanya, memperkuat kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI bulan February 1972, telah diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI secara lebih lengkap, yaitu :
a.       Memperkuat atau memperkokoh solidaritas diantara negara anggota, kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek, serta perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak-haknya
b.      Aksi bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat Islam dan memberi semangat serta dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami daerahnya.
c.       Bekerjasama untuk menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan serta menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian diantara negara anggota dan negara-negara lain

2.3.2 Kegiatan Organisasi OKI
Adapun kegiatan yang dilakukan OKI selalu dalam rangka memperjuangkan kepentingan umat Islam, negara-negara anggota, memelihara perdamaian, ketentraman dan kesejahteraan dunia, memperjuangkan kemerdekaan Palestina, baik dalam kegiatan politk, ekonomi dan sosial budaya. Adapun tantangan yang dialami OKI sampai sekarang antara lain ;
1)      Meminimalisasi perbedaan orientasi politik diantara negara anggota OKI
2)      Mengubah dan menghapuskan salah penafsiran dunia Barat terhadap Islam yang selalu negatif, seperti mengaikkan Islam, dengan kegiatan Fundamentalis, Terorisme, dan kekerasan lainya.
3)      Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan serta Solidaritas antar Anggota OKI.
4)      Meningkatkan Kerjasama dalam berbagai bidang untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat seluruh negara anggota OKI.
5)      Mengupayakan terus-menerus kemerdekaan dan kedaulatan rakyat Pelestina .

2.3.3 Peran Indonesia dalam Organisasi OKI
Indonesia juga berperan dalam organisasi OKI. Beberapa peran aktif Indonesia dalam organisasi OKI adalah ketika pada tahun 1993, Indonesia menerima mandat sebagai ketua Committee of  Six, yang bertugas memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberal Front ( MNLF ) dengan pemerintah Filipina. Kemudian pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri ( KTM ) OKI ke – 24 di Jakarta.
Selain itu, Indonesia memberikan konstribusi untuk mereformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan umat Islam memasuki abad ke – 21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke -14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC’ Ten – Year Plan of Action . Dengan mengadopsi piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indoneia berkomitmen dalam menjamin kebebasan, toleransi, dan harmonisasi serta memberi bukti nyata akan keselarasan Islam, demokrasi dan modernisasi.



2.4. Latar Belakang Terbentuknya Organisasi APEC
APEC (Asian Pasific Economic Coorporation) merupakan organisasi kerjasama ekonomi regional di kawasan Asia Pasifik. Organisasi APEC  berdiri pada bulan November 1989 di Canberr dan Australia diprakarsai Perdana Menteri Australia , Bob Hawke. Ada dua belas negara pendiri Organisasi APEC, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, Republik Korea, Australia, Selandia Baru, Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima anggota baru , yaitu Cina dan Hong Kong. Pada tahun 1993 APEC menerima Meksiko  dan Papua New Guenia. Pada tahun 1994 APEC menerima Cile dan pada tahun 1998 menerima Peru, Rusia , serta Vietnam sebagai anggota baru.
Latar belakang terbentuknya organisasi APEC yaitu ;
1)          Kebutuhan pembangunan ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya perubahan berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an.
2)          Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi semakin mendorong percepatan perdagangan global yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat pada pasar uang, arus modal
3)          Meningkatnya kompetisi untuk memperoleh modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun pasar secara global
4)          Meningkatnya kerja sama ekonomi di antara negara-negara seka-wasan seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American Free Trade Area (NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara.
5)          Berkurangnya persaingan persen-jataan, sehingga Forum-forum internasional yang seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan
6)          Timbulnya pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerja sama ekonomi antar negara.

2.4.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi APEC
Organisasi APEC memiliki tujuan yang ditetapkan saat KTT                     ( Konferensi Tingkat Tinggi ) APEC yang dilaksanakan di Bogor,Indonesia tahun 1994, yaitu ;
1)          1) Untuk mencapai perdagangan bebas dan terbuka dan Investasi di kawasan Asia-Pasifik pada 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang     ( Bogor Goals ) Tujuan utama yang ditetapkan pada KTT ke - 6 pada tanggal 15 November 1994 di Bogor,Indonesia.
2)          Meningkatkan kerjasama dan investasi dalam bidang perdagangan, meliputi penghapusan hambatan-hambatan dan tarif perdagangan antar negara.
3)          Untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lainnya di wilayah asia-pasifik, menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor
4)          Membantu ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk perdagangan internasional dan investasi
5)          Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis.

2.4.2 Kegiatan Organisasi APEC
Kegiatan yang telah dilakukan APEC dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu ;
1)      pengurangan tarif dan hambatan non tarif lainnya
2)      menciptakan kondisi ekonomi yang lebih efisien dan meningkatkan perdagangan
3)      Seluruh pihak diharapkan dapat melakukan perannya masing-masing dalam rangka mencegah munculnya kebijakan-kebijakan yang bersifat protektif dan terus melanjutkan upaya liberalisasi perdagangan. Hubungan perdagangan juga harus kuat dan seimbang agar mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat.
4)      perlunya membangun infrastruktur sebagai elemen dasar konektivitas.

2.4.3 Peran Indonesia dalam Organisasi APEC
Indonesia merupakan salah satu dari dua belas pendiri Organisasi APEC. Pada tahun 1989, Indonesia membantu terbentuknya organisasi APEC. Indonesia ikut menikmati hasil nyata dari forum kerja sama ekonomi tersebut. Negara anggota organisasi APEC  merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Jumlah impor Indonesia sebesar 61% dari total ekspor Indonesia. Selain itu, 50 % sumber investasi asing langsung berasal dari kerja sama Indonesia dengan negara – negara anggota organsiasi APEC.
Pada tanggal 5 November 1994, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin – pemimpin organisasi APEC di Bogor. Peran lain Indonesia dalam organisasi APEC antara lain yaitu ikut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, dan bebas serta saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa.

2.5. Latar Belakang Terbentuknya Organisasi OPEC
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) adalah organisasi tempat berkumpulnya negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1960 oleh lima negara anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, setelah diselenggarakannya Konferensi Baghdad pada tangga 10-14 Agustus 1960 yang diikuti oleh lima negara produsen minyak tersebut. OPEC Dibentuk Sebagai Akibat Jatuhnya Harga Minyak Pada Perusahaan Raksasa Seperti Shell, British Petroleum, Texaco, Exxon, Mobil, Socal, Dan Gulf. Mereka melakukan penurunan harga minyak secara drastis sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan negara- negara industri besar.Untuk mengatasi hal tersebut,negara-negara Timur Tengah berusaha merebut pasaran harga minyak internasional dengan cara mengadakan perundingan pada tanggal 11-14 September 1960 di Baghdad ( Irak ). Mereka sepakat untuk mendirikan OPEC yang anggotanya terdiri dari Saudi Arabia, Iran, Irak, Kuwait Dan Venezuela.

2.5.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi OPEC
Adapun Tujuan dibentuknya OPEC adalah untukmempertahankan harga minyak dan menentang aksi penurunan harga minyak secara sepihak oleh perusahaan minyak besar yang disebut The Seven Mayor seperti Exxon, Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, dan Shell. Perusahaan raksasa minyak bumi ini adalah dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, jerman Barat dan Jepang. OPEC berusaha secara kolektif menentukan kebijakan harga dan jumlah produksi minyak bumi di pasaran dunia. Tujuan OPEC yaitu ; a) Mengadakan kerja sama di bidang perminyakan, b) Mempersatukan kebijaksanaan yang perlu ditempuh untuk melindungi negara anggota,                c) Menentang penurunan harga minyak, d) Mengusahakan keseragaman harga minyak di pasaran dunia, e) Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.

2.5.2 Kegiatan Organisasi OPEC
Kegiatan yang dilakukan organisasi OPEC dengan  mengadakan pertemuan-pertemuan antar negara produsen minyak mentah yang tergabung dalam OPEC untuk menstabilkan harga minyak dunia.Selain itu juga mengatur jumlah produksi atau suplai minyak mentah dengan  kesepakatan negara-negara pengekspor minyak yang terbentuk dalam OPEC.

2.5.3 Peran Indonesia dalam Organisasi OPEC
Sejak menjadi anggota organisasi OPEC tahun 1962, Indonesia ikut berperan aktif dalam penentuan arah dan kebijakan organisasi OPEC khususnya dalam rangka menstabilisasi jumlah produksi dan harga minyak di pasar internasional. Sejak berdirinya Sekretariat organisasi OPEC di Wina tahun 1965, KBRI / PTRI Wina terlibat aktif dalam kegiatan pemantauan harga minyak dan penanganan masalah substansi serta diplomasi di berbagai persidangan yang diselenggarakan oleh organisasi OPEC. Pentingnya peran yang dimainkan oleh Indonesia di organisasi OPEC telah membawa Indonesia pernah ditunjuk sebagai Sekjen organisasi OPEC dan Presiden Konferensi OPEC.

2.6 Latar Belakang Terbentuknya Organisasi MEA
Secara umum, Masyarakat Ekonomi ASEAN diartikan sebagai sebuah masyarakat ASEAN yang saling berhubungan satu sama lain dimana adanya perdagangan bebas diantara negara-negara anggota ASEAN yang telah disepaki bersama antara pemimpin-pemimpin negara-negara ASEAN untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang lebih stabil, makmur dan kompetitif dalam pembangunan ekonomi. Setelah krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara,pada KTT ASEAN ke-9 di Bali,Oktober 2003 para kepala Negara ASEAN menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN  (ASEAN Community) dalam bidang ekonomi,politik,sosial budaya dan ekonomi yang bernama Declaration of ASEAN concord II atau dikenal sebagai Bali concord II yang kemudian lebih diarahkan kepada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada ASEAN Economic Community yang merupakan satu pilar perwujudan ASEAN 2020.

2.6.1 Tujuan Organisasi MEA
Tujuan sari adanya organisasi MEA ;
1)      Meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.
2)      Membentuk kawasan ekonomi antarnegara ASEAN yang kuat.
3)      Terciptanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi yang lebih bebas.

2.6.2 Kegiatan Organisasi  MEA
Setelah dibentuknya MEA,adapun salah satu kegiatan MEA yakni pembentukan AEC Blueprint sebagai pedoman bagi Negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan MEA. AEC Blueprint memuat 4 pilar antara lain ;
1)      ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang,jasa,investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih luas.
2)      ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi,dengan elemen peraturan kompetisi,perlindungan konsumen,hak atas kekayaan intelektual,pengembangan infrastruktur,perpajakan dan e-commerse.
3)      ASEAN sebagai kawasan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah,dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, Vietnam)
4)      ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Selain itu, kegiatan MEA juga ditandai dengan adanya kerjasama-kerjasama, antara lain:
a.       Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas.
b.      Pengakuan terkait kualifikasi profesional.
c.       Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
d.      Membentuk langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
e.       Meningkatkan infrastruktur.
f.       Melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
g.      Memperpadukan segala industri yang ada di seluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
h.      Meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA.

2.6.3 Peran Indonesia dalam Organisasi MEA
Indonesia meruapakan salah satu anggota dalam organisasi MEA. MEA merupakan kerja sama anggota ASEAN yang bergerak dalam bidang ekonomi. Pada bidang ekonomi ini, Indonesia sangat mendukung terbentuknya integrasi perekonomian antar negara – negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Dengan adanya MEA, diharapkan Indonesia bisa bersaing di pasar ASEAN, sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia meningkat dan membuka banyak lapangan pekerjaan



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Organisasi regional dan global adalah wadah bagi negara dalam berinteraksi dengan negara-negara lainnya. Negara merupakan bagian dari masyarakat sosial yang mana pada hakekatnya sebagai bagian dari masyarakat sosial,negara tidak dapat hidup sendiri. Diperlukan adanya interaksi antarnegara melalui organisasi regional dan global.
Terbentuknya organisasi regional dan global didasari keinginan untuk bekerjasama antarnegara anggota organisasi regional dan global, keinginan untuk bekerjasama yang telah disepakati antar suatu anggota organisasi regional dan global membentuk suatu komitmen untuk saling bekerjasama, salah satunya kerjasama dalam menyelesaikan konflik-konflik yang ada. Tidak hanya itu saja, antar anggota organisasi regional dan global juga saling membantu dalam mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Indonesia meruapakan salah satu negara yang  memiliki peran penting dalam pembentukan organisasi regional dan global seperti organisasi GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, DAN MEA.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini,diharapkan pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai penambah wawasan dan sebagai referensi sejarah mengenai organisasi-organisasi regional dan global. Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Renang

BAB I  Pendahuluan  1.1. Dasar Pembuatan makalah ini tentang bidang olahraga “renang” yang dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan J...