KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Karya ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Karya ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga Karya ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Bekasi, 07 Mei 2019
DokumenQ
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Sampah Organik ........................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Sampah Organik ........................................................................ 3
2.3 Prinsip Pengolahan Sampah ......................................................................... 4
2.4 Pengolahan Sampah ...................................................................................... 4
2.4.1 Alternatif pengolahan sampah .................................................................. 4
2.4 Kelebihan Mengolah Sampah Organik ........................................................ 7
2.5 Kekurangan Mengolah Sampah Organik .................................................... 7
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita.Di suatu lingkungn sekoah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan.Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1) Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2) Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting.
3) Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari karya ilmiah ini adalah :
1) Apa pengertian sampah organik dan jenis jenis sampah organik?
2) Bagaimana cara penanggulangan sampah?
3) Bagaimana prinsip pengolahan sampah?
1.4 Manfaat Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini mempunyai manfaat :
1) Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita.
2) Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat pengolahan sampah.
3) Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan ba siswa mengenai latar belakang pengolahan sampah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah Organik
Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
2.2 Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
1. Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukuptinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
2. Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau rantingpohon, dan dedaunan kering.
2.3 Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1. Mengurangi (reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Menggunakan kembali (reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
3. Mendaur ulang (recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Mengganti (replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
2.4 Pengolahan Sampah
2.4.1 Alternatif pengolahan sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harusbisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalampengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur sepertiyang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untukmemudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alursampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yangmungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbahyang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil,dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasildilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukumdan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatukomponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerjamereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negaraberkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuatsuatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampahorganik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota.Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengancacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah.Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yangjuga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampahmenciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, danmenghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yangterkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba(jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana denganbantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami prosesdekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah,bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman.Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsurhara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telahmati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi harayang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad reniksebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip denganhumus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagaipupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaranChina, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantunganpertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos.Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupukkimiawi, yaitu kompos mampu:
· Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehinggamemudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
· Meningkatkankemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama danmencegah terjadinya kekeringan pada tanah.
· Menahan erosi tanah sehingga mengurangipencucian hara.
· Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanahseperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
2.4 Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.
• Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
• Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
• Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
• Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
• Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
• Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir,tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat
2.5 Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukungpeningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yangada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalamdua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisibiasa dikaitkan dengan polusi.
3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadarandari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan jugakontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harusdihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkankarena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
DAFTAR PUSTAKA
• http://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-sampah-55c099e705a72.html
• https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_organik
• https://educatewecan.wordpress.com/2015/04/19/cara-penanggulangan-dan-daur-ulang-sampah-organik-dan-anorganik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar