BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Konflik merupakan bagian dari
perputaran siklus kekuasaan yang memang sering terjadi di berbagai daerah.
Semakin kompleksnya masyarakat dan semakin banyaknya pengaruh yang dilakukan
oleh negara-negara kuat di dunia membuat negara bergerak secara dinamis juga.
Kekuasan merupakan hal yang paling mendasar dalam suatu negara. Konflik yang
terjadi di negara Timur Tengah merupakan konflik yang salah satunya
dilatarbelakangi oleh kekuasaan di negara tersebut. Kita tidak bisa memberikan
satu saja alasan yang mengakibatkan terjadinya konflik tersebut. Banyak faktor
yang ada di balik terjadinya suatu konflik di negara.
Dalam hal ini, negara-negara
Timur Tengah yang saat ini menjadi sorotan media dunia menarik kita kaji dengan
menggunakan pendekatan sosial politik yang akhirnya berpengaruh pada kehidupan
ekonomi baik di negara tersebut maupun di negara yang memiliki hubungan dengan
negara yang berkonflik. Dalam makalah ini nanti akan memberikan gambaran di
beberapa negara yang mengalami konflik di Timur Tengah. Makalah ini juga akan
memberikan ulasan terhadap dinamika sosial politik yang berdampak pada
kehidupan ekonominya.
Libya, Tunisia, Bahrain, dan
Yaman merupakan negara arab yang saat ini sedang mengalami konflik yang muncul
akibat revolusi yang ada di Mesir berhasil menjatuhkan presiden Hosni Mubarak.
Situasi yang ada di Mesir kemudian memicu situasi-situasi lain di berbagai
negara yang sebenarnya sudah ada benih untuk menggulingkan pemerintahan yang
sudah ada.
1.2
Rumusan Masalah
• Apa
itu Konflik
• Apa
saja faktor yang membuat terjadinya konflik di timur tengah
1.3
Tujuan
• Mengetahui
apa yang di maksud dengan konflik
• Mengetahui
apa saja faktor yang membuat terjadinya konlik di timur tengah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Faktor Yang menyebabkan terjadinya konflik di timur tengah
Kebutuhan untuk berkumpul dan
menyatakan pendapat tercipta setelah kebutuhan dasar manusia terpenuhi. Dunia
sudah memasuki era modern, arus globalisasi sudah tidak dapat dibendung lagi.
Hubungan antar negara telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap negara jika
ingin mempertahankan eksistensi dan memajukan negaranya. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa konflik di suatu negara dapat mempengaruhi kehidupan
ekonomi di berbagai negara.
Menurut Carl J Friedrich politik
merupakan suatu upaya atau cara untuk memperoleh atau mempertahankan kekuatan.
Politik juga dapat diartikan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang
dikehendaki yang akan digunakan untuk mencapai keadaan yang diinginkan (Samuel
P Huntington). Kehidupan berpolitik tak pernah lepas dari kehidupan sosial
suatu negara. Masyarakat di Timur Tengah dengan didominasi oleh bangsa arab
mengakibatkan kultur pemerintahan yang ada di negara tersebut sebagian besar
adalah diktator. Salah satu faktor historis karena di wilayah tersebut yang
dahulu bersistem kekerajaan.
Situasi yang sekarang terjadi di
beberapa negara Timur Tengah ternyata juga berpengaruh pada kehidupan ekonomi
di berbagai negara lain seperti Indonesia. Ada dua dampak yang dirasakan oleh
Indonesia -dampak langsung dan tidak langsung. Kehidupan ekonomi suatu negara
memang tidak pernah lepas dari hubungan antar negara. Hubungan antar negara
diwujudkan dalam hubungan keilmuan, sosial, politik, diplomatik, ekonomi,
budaya dan pertahanan dan keamanan.
2.1.2
Analisis Sosial dan Politik
Setiap negara tidak pernah lepas
dari kehidupan politik. Ibarat ada gula ada semut maka di mana ada masyarakat,
di situ selalu muncul kekuasaan. Kehidupan politik suatu negara berjalan
dinamis dan senantiasa bergejolak dari waktu ke waktu. Hal inilah yang membuat
beberapa negara di Timur Tengah sekarang sedang mengalami pergolakan politik.
Berikut beberapa faktor munculnya pergolakan di negara-negara Timur Tengah:
2.1.3
Kepemimpinan yang diktator
Sebagian besar negara yang
berkonflik memiliki pemimpin yang cenderung diktator sehingga warga negara
merasa tidak bisa sepenuhnya berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara. Hal
inilah yang membuat ada dorongan kelompok untuk menyampaikan aspirasinya. Jika
melalui cara yang formal dan legal tidak ada tanggapan yang serius dari pemerintahnya
maka cara radikal dengan melakukan unjuk rasa merupakan cara yang menurut
sebagian warga negara akan mendapatkan tanggapan yang pasti dari negara.
Seperti yang dilakukan di Mesir, Libya, dan Tunisia.
2.1.4
Terorisme
Ada sebagian negara berkonflik
memang dipicu oleh adanya terorisme. Jaringan Al Kaeda, yang menjadi jaringan
teroris terbesar di dunia cukup memberikan pengaruh yang kuat terhadap negara
yang dianggap sangat dipengaruhi oleh musuh-musuh Al Kaeda, seperti
Afghanistan, Pakistan, dan Palestina.
2.1.5
Dorongan dari negara lain
Yang dimaksud dorongan disini
dibagi menjadi dua. Dorongan internal dan eksternal. Keberhasilan Tunisia dan
Mesir menjadi dorongan internal bagi negara-negara yang ingin melakukan aksi
yang sama yang memang internal negara tersebut memiliki keinginan yang kuat
untuk berubah. Dorongan eksternal adalah dorongan yang memang secara
tersembunyi dilakukan oleh negara-negara yang memiliki kepentingan khusus bagi
negara yang berkonflik. Hal ini memang perlu analisis yang mendalam tetapi
menurut penulis, ada sebagian negara yang memang ada kepentingan Amerika untuk
dapat memberikan pengaruh terhadap negara yang berkonflik agar Amerika
mendapatkan keuntungan terutama dalam hal minyak bumi.
2.1.6
Perebutan kekuasaan
Ini yang terjadi akibat ketidak
kepuasan warga negara terhadap pemerintah. Bisa dikarenakan kemiskinan,
pengangguran dan memburuknya kondisi ekonomi. Faktor-faktor tersebut mampu
memunculkan tokoh oposisi baru yang merasa bisa membuat keadaan yang lebih
baik. Akhirnya, tokoh akan menggerakkan masa untuk melakukan aksi unjuk rasa
sehingga memicu terjadinya konflik.
Secara umum negara yang
berkonflik merupakan masyarakat fasis, yaitu suatu negara yang dikuasai oleh
suatu partai diktator yang diorganisasi oleh seorang pemimpin kharismatik.
Secara praktis rakyat tidak memiliki peranan dalam segala kegiatan pemerintahan
dan merasakan kepuasan dengan menyaksikan kekuatan negara yang maha besar.
Meskipun demikian, kelompok-kelompok yang merasa kepentingannya tidak terfasilitasi
oleh negara maka mereka akan menjadi oposisi dan terus menerus menekan negara
tersebut untuk berubah. Hal inilah yang membuat konflik yang terjadi dipicu
oleh radikalitas dari pemimpin dan membuat beberapa kelompok juga berubah
menjadi radikal melawan pemimpin negara.
2.1.7
Analisis Ekonomi
Konflik yang terjadi di
negara-negara di kawasan Timur Tengah telah memberikan guncangan pada
perekonomian global, hal ini dapat kita lihat langsung pada kondisi di pasar
modal dengan indikator naik turunnya indeks perdagangan saham gabungan pada
seluruh bursa di dunia. Kondisi terakhir yang dapat kita katakan sebagai
revolusi ini, terjadi diberbagai negara yang dimulai oleh penggulingan Presiden
Ben Ali dari Tunisia dan Presiden Mubarak dari Mesir. Di mana keduanya sudah
berkuasa sedemikian lamanya.
Dampak konflik di Timur Tengah
terhadap ekonomi global ini tentu saja membuat kekhawatiran yang sangat
beralasan. Seperti yang kita ketahui bersama kawasan ini merupakan kawasan yang
sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan dunia termasuk di dalamnya
adalah minyak selain minyak nabati dan gandum. Mesir di sini sangat memegang
peranan penting selaku negara yang dilewati terusan Suez, yang menghubungkan
laut merah dan mediterania.
Dengan terjadinya gejolak di
Mesir beberapa saat yang lalu maka terjadi kenaikan harga minyak dunia yang
hampir mencapai US$100/barrel. Dan kenaikan harga minyak ini akan terus
bertambah dan sulit untuk dikontrol terlebih lagi dengan gejolak yang terjadi di
Libya saat ini.
Konflik yang berkelanjutan di Timur
Tengah tentu akan sangat membuat kondisi ekonomi dunia terutama harga minyak
sulit untuk diatasi. Disatu sisi kondisi ini telah menimbulkan keresahan bahkan
ketakutan bagi semua orang yang bekerja dan tinggal di Timur Tengah. Ribuan
orang kini telah meninggalkan Timur Tengah dan kembali ke negara-negara asal
mereka. Tidak terkecuali rakyat Indonesia yang bekerja dibeberapa perusahaan di
Mesir dan Libya.
Selain itu, apabila krisis
politik dikawasan ini berkelanjutan, dapat mengakibatkan proses pemulihan
ekonomi yang sedang berlangsung serta upaya menurunkan harga di sektor pangan
dikawasan ini dapat terganggu. Harapan kita semoga kondisi dikawasan ini segera
membaik, yang tentunya diikuti pula dengan membaiknya harga pangan. Dan yang
paling penting adalah harga minyak yang menjadi konsumsi rumah tangga terbesar
di dunia dapat turun dan stabil diharga normal.
Dampak Krisis Timur Tengah
terhadap Indonesia, dalam jangka pendek tidak akan berdampak secara langsung
terhadap nilai perdagangan Indonesia. Alasannya rasional yaitu, hubungan dagang
langsung antara Indonesia dengan Timur Tengah memang sangat kecil. Sejauh ini,
pasar ekspor Indonesia lebih banyak mengarah ke kawasan Asia daripada kawasan
Timur Tengah.
Akan tetapi gejolak di Timur
Tengah dan Afrika Utara mampu mendorong harga komoditas di pasar global,
terutama pangan dan energi. Artinya, krisis Timur Tengah meningkatkan risiko
dan premi risiko untuk lalu lintas perdagangan barang global, termasuk negara Indonesia.
Tidak hanya itu, krisis politik di Timur Tengah juga bisa menyebabkan
meningkatnya biaya freight dan asuransi kapal. Kenyataan ini jelas mempengaruhi
pasar keuangan dunia, termasuk di Asia, sehingga ketidakpastian pasar di
negara-negara Asia termasuk Indonesia akan naik.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konflik di Timur Tengah merupakan
konflik yang terjadi diakibatkan ada keinginan kuat dari rakyatnya untuk
merubah pemerintahan di negaranya masing-masing. Selain keadaan ekonomi
sebagian negara yang tidak baik, kediktatoran pemimpin negara juga menjadi
pemicunya. Keberhasilan Tunisia dan Mesir berakibat negara-negara lain di timur
tengah yang sudah memiliki bibit untuk revolusi menjadi tambah bersemangat
untuk menjatuhkan pemerintahan. Di samping potensi kenaikan harga pangan dan
minyak mentah dalam jangka pendek, revolusi Timur Tengah akan mengganggu
stabilitas pasar keuangan, khususnya aset-aset keuangan dan properti yang
berdenominasi di Timur Tengah. Dengan demikian gejolak yang terjadi di Timur
Tengah memang berdampak juga terhadap perekonomian dunia. Begitu juga
Indonesia, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang terkait dengan
penanggulangan dan minimalisasi dampak dari krisis di Timur Tengah. Beberapa
cara yang mungkin dilakukan adalah pemerintah harus segera menaikkan posisi
cadangan pangan dalam negeri dengan cara mengintensifkan peningkatan produksi
pangan, pemerintah Indonesia harus mengamankan sektor ekspor. Caranya adalah,
Indonesia harus melakukan diversifikasi ke pasar Amerika dan Eropa. Selama ini
Indonesia lebih menekankan diversifikasi ke pasar Asia, namun tidak
menggalakkan ke pasar Amerika dan Eropa. Diversifikasi pasar adalah sebagai
upaya untuk mengantisipasi resesi di Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar