Jumat, 04 Oktober 2019

Naskah Drama Bahasa Indonesia "Kartini"


Set 1

Pada waktu itu rakyat Indonesia tidak bisa pergi ke sekolah. Mereka dipaksa bekerja dan pendapatan mereka diambil oleh Tentara Belanda atau yang sering disebut dengan Komunis. Rakyat jelata yang menentang aturan komunis, akan disiksa, dibunuh, bahkan dibakar rumahnya. Penderitaan masyarakat Indonesia benar-benar tragis saat itu. Para Komunis terlalu kejam.
(suasana rakyat jelata sedang bekerja disawah…)
Sesekali mereka istirahat pun dengan sembunyi-sembunyi dari pengawasan komunis. 

Naufal             : “haduhh.. pegal sekali, panaass… hauss..”
Asmadi            : (melihat Naufal lalu mengajak rekannya Yulianti beristirahat pula)
“Yuli, istirahat sebentar yuk, kita sudah seharian bekerja tanpa istirahat”
Yulianti           : “tapi nanti kalau komunis tau kita istirahat, kita akan dipukul dan  disiksa”
Asmandi          : ”mereka tidak terlihat kok. Kemarilah”
Yulianti           : “Baiklah”

Begitu satu persatu mereka mulai kelelahan, Para komunis yang mengetahui itupun marah dan memukuli mereka secara membabi buta. Komunis berlari dan menghajarnya satu persatu.

Rizki                : “apa-apaan ini?!! Kalian malah malas-malasan!! Ayo kerja!!

Edo                 : “Tapi kami hanya ingin istirahat sebentar saja Mr!”

Rizki                : ”aaah! Tidak ada alasan!! Kembali bekerja!! (mendorong Edo hingga  terjatuh)

Aisyah             : “suamiku! suamiku kamu tidak apa-apa??

Yuli                 : “Ayaaah… “

Rizki                : “hey kamu! Manja sekali!! dasar perempuan lemah!! Tidak berguna!!       Bisanya menyusahkan saja! Ayoo cepat kerja lagi!!

Asmadi            : “Tapi Mr. kami sangat lelah. Biarkan kami istirahat  sebentar nanti kami pasti akan kembali bekerja lagi, kami berjanji Mr.”

Rizki               :”Mau cari mati ya?! Cepat bekerja!!

Asmadi            : “Iya, Mr…) 

Rizki                : “Bangun pemalas!! Malah tidur2an! Kerja lagi! Dasar rakyat bodoh!”

Edo                 :”Ampun, ampun Mr.” (terbangun dengan kaget dari tidurnya karena ditendang kompeni )

            Sementara yang lain disiksa dan masih dalam ketakutan dan mengerjakan sawah yang mereka garap. Masyarakat ini mulai muak dengan tindakan komunis, mereka menginginkan kemerdekaan dan menentang penjajah. Namun apa boleh buat, mereka tidak punya pemimpin yang bisa menuntun mereka untuk melawan penjajah.Tetapi mereka tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan termasuk anak muda bernama Nobita

Set 2

      `    Asmadi              : “aku dan teman-teman sudah tak sanggup lagi menghadapi perlakuan komunis  yang seperti itu! Mereka terlalu kejam terhadap kita! Kita ini masih muda, kita juga ingin sekolah! Tidak hanya kaum bangsawan saja yang bisa sekolah! Kita yang miskin harus bekerja setiap hari tanpa mendapatkan upah! Kami sudah cukup menderita!

Naufal               : “ sabarlah Asmadi, kita tidak bisa apa-apa. Mereka terlalu kuat dan hebat.  Sekali saja kita melakukan perlawanan, mereka punya senapan, sekali tembak, matilah kita semua. Aku nggak sanggup melihat salah satu diantara kalian mati dibunuh”

Edo                   : “ahaa! Aku punyA ide! Bagaimana kalau besok para komunis dating lagi  dengan membawa kekacauan, kita buat kekacauan juga! Kita bikin perlawanan kalau perlu!”

Yuli                   :” wah, ide yang bagus tuh! Aku setuju sekali!”

Asmadi              :”aku juga setuju sekali!”

Yuli                   : “Tapi, siapa yang berani melawan? Kami semua takut akan tentara  Belanda itu”

Asmadi              :”Betul sekali!”

Edo                   :”Ya Nobita laaah! Iya kan Asmadi? Gimana kalau kamu jadi umpan, pas para kompaniitu datang, kamu tentang mereka, dengan begitu kamu akan disandera!”

Asmadi              :”eh?? Iya, tapi kan, aku, aku? hahaha!  tapi kenapa harus aku?!!”

Edo                   :”Hhh... yasudahlah, biar kita diperbudak kompani Belanda selamanya. Lagian kasihan juga Asmadi” (menunduk)

Asmadi              :”hmmhh.. iya deeh.. tapi begitu aku dibawa dan disekap di markas mereka, kalian langsung ambil aku hlo! aku takut tauk!”

Edo                   : “tenang sajaa.. begitu mereka membawamu ke markas, kita akan bawa seluruh masyarakat untuk memerangi markas disana. Oke Asmadi

Yuli                    : “Tapi bagaimana dengan Asmadi nanti seandainya Asmadidisiksa bahkan dibunuh?”

Edo                   : “Jangan khawatirkan itu! Asmadi sudah bertekad melakukan ini untuk  kebebasan kita semua. Untuk kemerdekaan bangsa Indonesia! Iya kan Asmadi?

Naufal               :”Hahaha, maksa banget sih kau, do?”

Yuli                   :”Iya, kasihan tahu..”

Edo                   :” Yasudah, gimana Asmadi? Aku nggak akan maksa kamu denganrencana ini, kalau kamu nggak ikhlas ya gapapa”

Asmadi              :”Meskipun ini sulit, tapi aku akan berusaha demi kemerdekaan kita. Aku percaya pada kalian, teman-teman”

Edo                   :”Yes, mau juga akhirnya! hahaha, Nobita kan Mauan orangnya, eh? Bercanda”

Naufal               : “Baiklah kalau begitu, tetapi kamu juga harus tetap berhati-hati dengan mereka ya  Asmadi.”

Asmadi            : “ Oke”


Set 3

            Para komunis datang ke kampong dan membuat kacau seperti biasa. Mereka bermaksud mengambil semua yang mereka mau, semua beras, tanaman, serta ternak pun mereka ambil dengan paksa.
(Masyarakat  terlihat  sedang  bekerja  disawah)

Ricky              : “Hay orang-orang kampong! Kami datang cumin mau ngambil semua barang-barang yang kalian punya saja!!

Naufal             : “ Kami tidak akan memberikannya! Kami sudah tidak tahan dengan perilaku kejam kalian!”

Asmadi            : “Iya betul, betul!”

Ricky               : “Jadi kau berani menantang saya hah ?!”

Asmadi            : “ Iya kami berani !”

(Ricky menarik Asmadi dan menahannya)

Aisyah, Edo, Naufal, Yuli dan masyarakat lainnya  mengelak, mereka tidak ingin Asmadi disandra. Namun prajurit tentara Belanda menghalang-halangi mereka. Ditodong dengan senapan

Set 4
Raden Ajeng Karitni adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara, Jawa Tengah. Beliau hanya bisa melihat penderitaan masyarakat ini setiap harinya. Hati beliau tersentuh. Kartini ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini dilarang ayahnya untuk sekolah, sebagaimana adat Jawa pada waktu itu yang masih membedakan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Tetapi tekad Kartini untuk memajukan orang Indonesia sangat kuat waktu itu. Karena tekadnya yang sudah bulat untuk memajukan bangsa Indonesia, Kartini pun memutuskan untuk mengajar orang-orang desa tersebut.
Suasana kartini sedang mengajari murid2 perempuan berhitung, menjahit,bahkan membuat pola pakaian. Setelah murid2nya pulang, ayah Kartini memarahinya karena tidak suka dengan ulah Kartini yang mengajari anak2 desa dengan ilmu pengetahuannya.

Ayah Kartini   : “Kartini! Ayah tidak suka kamu mengajari anak-anak desa dengan ilmu pengetahuan yang sudah kamu pelajari di bangku sekolah!”

Kartini             : “Tapi kenapa ayah? Kenapa ayahanda tidak memperbolehkan ?

Ayah Kartini     : “Karena mereka masyarakat kalangan bawah! Kamu tau sendiri kan? Yang  boleh mengenyam pendidikan hanyalah kaum bangsawan dan Belanda! Mengerti kamu?!

Kartini               : “tapi mereka perempuan tidak harus dirumah terus mengerjakan semua    pekerjaan rumah tangga, ayah! Mereka juga butuh pendidikan yang layak”

Ayah Kartini     : “tidak perduli! Selesaikan dulu sekolahmu! Dan berhenti mengajari anak2 desa itu! Mengerti?!

Kartini                : “Mengerti ayah.”

Usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar Bahasa Belanda dan ilmu lainnya.  Kartini memanfaatkan ilmunya untuk mengajar anak2 desa. Tanpa Kartini ketahui, pesuruh ayahnya memperhatikan apa yang dilakukan Kartini selama ini untuk mengajar masyarakat desa.
Disini settingnya Pokoknya suasana kartini lagi ngajarin murid2 yaa.. disini tiba2 anak2 kaum bangsawan dan belanda sedang lewat

Edo                 : “senang sekali yah, kita bisa sekolah”

Aisyah : “Ya iyalaaah.. kita ‘kan kaum bangsawan.. kita bisa belajar sampai usia  kapanpun, nggak ada aturan apapun yang mengikat kita, ya nggak? Iyaa dooong.. “

Edo                   : “ Betul sekali! Bahkan setelah selesai pendidikan, kita beeebas mau jadi apa yang kita mau, yakan :D ngga kayaaaak…(menoleh anak2 desa dan biilang) ooooowwwww…. Kassiiiiaaaan….. nggak bisa sekolah yaa“

Aisyah : “Hahaha, sudahlah, mari kita tinggalkan anak-anak kumuh dan tidak berpendidikan ini! Hahaha iewww

Beberapa saat kemudian tiba-tiba amas dan ucup, pesuruh ayah kartini datang marah2 dan mengajak kartini pulang

Rizky               : “hey, tuan muda. Maaf kami hanya menjalankan perintah, tuan muda harus pulang! Sesuai dengan perintah ayahmu!”

Kartini             : “ Tidak! Aku belum selesai mengajar mereka! Nanti saja!”

Rizky              : “apa perlu kami lapor kepada ayah tuan muda dulu? Ha?! Ayo cepat pulang!” (amas ngewangi nyekel kartini)

Anak-anak desa: “Jangaan! Jangan! Biarkan ibu kartini disini.. kami masih ingin memperoleh ilmuu..”

Ricky              : “aaah! Apa-apaan Ini?! Sudah pergi sana! Dasar anak-anak kampong! Bodoh!”

Anak-anak desa : “ jangaaaan.. huhuhu… *nangis)
,
Rizky              : “apa tuan muda tau, tuan sudah melanggar peraturan adat untuk me ngajar  anak2 desa seperti ini ha?!”

Kartini             : “iya aku tau, Baiklah, Baiklah. Tapi jangan siksa mereka. Aku akan pulang”

Ricky              : “bagus

Hingga pada saat itu Kartini merasa sedih dengan peraturan atau adat yang berlaku di tempat itu. Kesedihan itu terlihat dari raut wajah Kartini yang tampak sendu.

Set 5
Setelah Kartini menyelesaikan pendidikannya di EUROPASE LEGERE SCHOOL, Kartini bertekad menantang colonial Belanda yang bernama Van Den Burg agar tekadnya untuk memberikan hak yang layak untuk rakyat Indonesia, termasuk kaum wanita dalam hal pendidikan.
(Terlihat Van Den Burg sedang menikmati suasana pagi dan tiba-tiba salah satu prajuritnya menghampiri dan memberikan surat dari kartini)

Van Den Burg     :”Indah sekali Negeri jajahan ini.  Tidak salah bila para pendahulu     menyebut negeri ini negeri surganya rempah-rempah. Tapi sayang, orang-orangnya  katrok dan bodoh semua!”

Rizky                   : “Maaf mengganggu, komandan. Tapi ini ada kiriman surat dari Raden Ajen  Kartini, putrid dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara”

Van Den Burg     : “Surat apa ini? oh, anak Bupati Jepara yang cantik itu? Ya sudah pergi sana”

Rizky                   : “Siap Komandan!”

            Terlihat Van Den Burg sedang membaca suratnya..
“Wahai penjajah yang sombong, saya tantang kau beradu ilmu denganku. Apabila saya menang maka kau harus berjanji bahwa kaum wanita di negeri ini berhak mendapatkan ilmu pendidikan yang layak serta bebaskan semua tawananmu. Apabila saya kalah, maka saya rela menjadi istrimu. Saya tunggu kau di balai desa. Kartini.

Pas ketemu di Balai Desa, Van Den Burg dan Kartini saling menatap penuh benci.

Van Den Burg     :”Mau menantang aku rupanya kau?!

Kartini                 : “Iya saya menantangmu, saya akan mengajukan sebuah permainan dari situ akan mengetahui diantara kita berdua, siapa yang menang.”

Van Den Burg     : “Baik. Mulailah!”

Kartini                 : “Oke, lebih baik mana merah putih dengan merah putih biru?
 
Van Den Burg     :”Ahahahha, itu mudah sekali ya merah putihlah! (dengan mudahnya)

Kartini                 :”Sebenarnya Anda ini Belanda atau bukan

Van Den Burg     :”Ya iyalah saya orang belanda, saya jendral kompenidisini”

Kartini                 :”ah, masa? “

Van Den Burg     :”Lalu? kenapa?”

Kartini                 : “hah, tadi Anda menjawab bahwa merah putih itu lebih baik. Anda tahu tidak? Merah putih adalah bendera kebangsaan Negara Indonesia”

          Karena Belanda ternyata kalah dengan Kartini, akhirnya seluruh kaum wanita di Indonesia dapat mengeyam ilmu pendidikan sebagai konsekuensi terhadap tantangan yang telah disetujui. Kebetulan tantangan itu berlangsung pada tanggal 21 April juga. Sungguh suatu perjuangan yang sangat besar bagi seorang Kartini untuk memperjuangkan hak wanita demi mendapatkan pendidikan yang layak seperti kaum lelaki. Pada era modern ini banyak kita jumpai masyarakat Indonesia yang berhasil menggapai cita-cita mereka. Mereka mempunyai profesi yang beraneka ragam, diantaranya polisi, sekretaris, guru, dokter, pebisnis, perawat, dan masih banyak lagi. Sekarang semua orang dapat menikmati pendidikan dan mereka berhasil mewujudkan apa yang mereka inginkan dan cita-citakan dalam hidup, yang tentunya sesuai dengan harapan bangsa Indonesia. Dengan segenap perjuangan yang begitu panjang dan mengerikan, akhirnya Kartini dapat mewujudkan cita-citanya.
Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah bersungguh-sungguhlah dalam mencapai cita-cita yang kita inginkan. Dan jangan sekali-kali merendahkan kaum wanita, karena kaum wanita itu mulia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Renang

BAB I  Pendahuluan  1.1. Dasar Pembuatan makalah ini tentang bidang olahraga “renang” yang dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan J...